KBRT – Pasar Gebang, Desa Ngadirejo, Kecamatan Pogalan, Trenggalek, setiap pagi selalu dipadati pengunjung. Meski ukurannya tidak terlalu luas, jalan desa yang melintasi pasar ini kerap macet sejak pukul 05.00 hingga sekitar 09.30 WIB.
Supeno (62), pedagang kelapa, mengatakan Pasar Gebang makin ramai terutama saat hari pasaran Pon dan Kliwon.
“Ceritanya orang tua dulu, pasar Gebang awalnya adalah tempat pengungsian warga sini waktu pendudukan Jepang, ya sekitar tahun 40-an,” kenang Supeno.
Bangunan pasar yang memanjang sekitar 5 × 15 meter kini ditempati puluhan pedagang. Bahkan trotoar di pinggir jalan pun dipenuhi lapak. Menurut Supeno, jumlah pedagang semakin bertambah dari waktu ke waktu, khususnya saat pasaran tertentu.
“Dulu tidak sebanyak ini yang jualan. Kalau Pon dan Kliwon, lebih lengkap, ada pedagang baju sampai tembakau,” katanya.
Pembeli Pasar Gebang tidak hanya dari Ngadirejo, tetapi juga datang dari desa sekitar hingga Desa Ngepeh, Tulungagung. Dalam sehari biasa, Supeno bisa menjual 50 butir kelapa, ditemani istrinya yang juga menjual tahu goreng dan kebutuhan dapur lain.
Ia bercerita, dulu dagangannya lebih beragam, namun sekarang hanya fokus pada kelapa karena modal semakin besar. Suasana pasar yang akrab membuat pedagang dan pembeli saling percaya.
Sambil mengupas sabut kelapa, Supeno sempat melayani ibu-ibu yang uangnya kurang. Ia mempersilakan pembeli membawa kelapa terlebih dahulu dan membayarnya esok hari.
“Enaknya di pasar sini, pembeli sudah kenal lama. Dagangan saya laku, mereka pun mudah mendapatkan kebutuhan,” ujarnya.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz