Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

SE Iduladha Tanpa Sampah Plastik Tak Digubris, Plastik Masih Jadi Pilihan Warga Trenggalek

  • 07 Jun 2025 12:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Jemaah Musholla An-Nur RT 1 RW 1, Desa Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, masih menggunakan kantong plastik untuk membagikan daging kurban pada Iduladha tahun ini. Padahal, pemerintah telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 851 Tahun 2025 tentang Pelaksanaan Iduladha Tanpa Sampah Plastik.

    Alih-alih menggunakan wadah ramah lingkungan seperti besek bambu, panitia kurban memilih plastik karena alasan efisiensi dan biaya. Beberapa tahun lalu, mereka sempat menggunakan besek, namun mengalami kesulitan saat proses distribusi.

    “Dulu pas pakai besek pembagiannya susah, di jalan suka jatuh. Akhirnya kami malah tambah lagi plastik setiap beseknya supaya mudah dibawa,” ujar Khusnul Mubarok (25), panitia kurban di Musholla An-Nur, Jumat (6/6/2025).

    Menurut Khusnul, penggunaan besek dianggap merepotkan dan justru menambah anggaran, terlebih karena panitia juga harus menyewa penjagal hewan. Di sisi lain, kantong plastik dinilai lebih praktis, cepat, dan murah.

    “Rata-rata besek yang sudah bau daging, juga dibakar, tidak digunakan lagi,” jelasnya.

    Tahun ini, Musholla An-Nur menyembelih satu ekor sapi dan dua ekor kambing. Daging kurban dibagikan kepada lebih dari 200 orang. Proses penyembelihan dilakukan di lapangan depan kantor Kecamatan Pogalan yang bersebelahan dengan musholla.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    “Tadi jam 09.00 baru mulai nyembelih, jadi nanti kalau waktunya salat Jumat yang laki-laki pulang dulu, lanjut habis Jumatan,” terang Khusnul.

    Saat ditanya soal Surat Edaran 851/2025 dari pemerintah, Khusnul mengaku belum mengetahui adanya edaran baru tahun ini, meski sebelumnya ia pernah mendengar imbauan serupa.

    “Dari dulu memang sudah pernah dengar, tapi tahun ini belum tahu kalau ada surat edaran lagi,” katanya.

    Ia mengakui, warga masih kesulitan beralih dari plastik ke wadah alternatif. Budaya praktis dan biaya murah menjadi alasan utama kebiasaan penggunaan plastik tetap dipertahankan meski ada larangan.

    “Dari proses penyembelihan semuanya berjalan lancar, banyak yang membantu juga. Kan rukunnya masyarakat di momen seperti ini,” tutupnya.

    Kabar Trenggalek - Peristiwa

    Editor:Zamz