KBRT – Menjelang musim panen cengkeh, para petani di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, mulai bersiap. Salah satu persiapan yang dilakukan adalah membuat tangga khusus untuk memanjat pohon cengkeh. Tangga-tangga tersebut tidak hanya digunakan sendiri, tetapi juga bisa dijual kepada petani lain.
Heri Siho, salah satu petani cengkeh, mengaku lebih memilih membuat tangga sendiri dibanding membeli. Ia membuat dua jenis tangga sesuai dengan karakteristik pohon cengkeh yang akan dipanjat.
“Saya tangga buat sendiri. Ada dua tipe, satu ditaruh di pohon dan tipe satunya di tali kanan kiri jadi tidak sandar di pohon tangganya,” ujar Heri Siho, saat ditemui di kebunnya.
Menurut Heri, tangga yang ditempelkan langsung ke batang pohon digunakan untuk pohon cengkeh yang batangnya sedikit. Sedangkan tangga yang diikat dengan tali pada sisi kanan dan kiri pohon dipakai untuk pohon yang memiliki banyak batang.
Dalam proses pembuatannya, satu tangga membutuhkan waktu sekitar satu jam. Heri menekankan pentingnya ketelitian saat memahat dan melubangi bambu sebagai bahan utama tangga.
“Waktu lubang itu harus jeli supaya seimbang, harus sama kanan kiri. Kalau tidak sama nanti kaki pemanjat dapat terjepit jika menginjak gigi,” terangnya.
Lubang pada bambu akan diisi dengan kayu reng sepanjang sekitar setengah meter yang difungsikan sebagai pijakan atau gigi tangga. Heri menjelaskan bahwa jumlah gigi akan disesuaikan dengan panjang tangga, rata-rata antara sebelas hingga tiga belas pijakan.
Panjang satu tangga umumnya mencapai sekitar 10 meter. Namun, jika pohon cengkeh terlalu tinggi, maka tangga akan disambung agar bisa mencapai bagian atas.
Setiap musim panen, Heri selalu membuat atau membeli tangga baru. Menurutnya, tangga dari bambu cepat rusak jika terlalu sering terkena panas dan hujan.
“Tangga-tangga ini paling ya hanya bertahan satu periode sudah lapuk. Tapi kalau disimpan di tempat yang teduh ya bisa dua periode,” kata Heri.
Dari sisi harga, tangga cengkeh buatan petani memiliki nilai jual antara Rp150.000 hingga Rp250.000 per unit, tergantung bahan dan ukuran. Selain proses pembuatan yang memerlukan ketelitian, membawa tangga ke kebun juga menjadi tantangan tersendiri.
“Bawanya juga ribet, makanya biasa saya kalau ada 50 pohon cengkeh nanti hanya bawa 6 tangga saja, nanti gantian,” tandasnya.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz