KBRT – Harga kelapa di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, masih terpantau tinggi meskipun telah memasuki akhir April 2025. Kenaikan harga ini sudah terjadi sejak bulan Ramadan dan belum menunjukkan penurunan signifikan.
Nafsiah, pedagang kelapa di Pasar Desa Tasikmadu, mengungkapkan bahwa harga kelapa melonjak drastis sejak awal bulan puasa. Hingga kini, harga masih berada di kisaran Rp13 ribu per butir untuk ukuran besar, sedikit turun dari harga puncak Rp15 ribu per butir.
“Kelapa naik drastis sejak bulan puasa kemarin. Bisa dibilang ini harga tertinggi selama saya jualan kelapa,” ujar Nafsiah, Selasa (29/4/2025).
Menurutnya, penurunan harga yang terjadi belakangan ini diduga karena masuknya suplai kelapa dari luar Jawa. Namun, ia menegaskan pasokan kelapa lokal tetap langka.
“Ini sedikit turun karena ada suplai kelapa dari luar Jawa, tapi tetap saja barangnya di sini masih sulit,” jelasnya.
Sebagian kelapa yang dijual Nafsiah berasal dari kebun miliknya, sehingga ia bisa menjual dengan harga sedikit lebih bersaing dibanding pedagang lain.
Kelangkaan buah kelapa disebutnya sebagai penyebab utama menurunnya volume penjualan. Jika sebelumnya ia bisa menjual hingga 100 butir kelapa per hari, tiga bulan terakhir hanya sekitar 50 butir yang terjual.
“Sekarang barangnya sedikit sulit, dalam sehari rata-rata cuma habis 50 butir,” tambahnya.
Selain menjual kelapa utuh, lapak Nafsiah juga menyediakan kelapa parut yang harganya menyesuaikan permintaan pembeli.
Ia berharap ke depan dapat mengembangkan usahanya secara lebih serius. Nafsiah menilai berjualan kelapa jauh lebih mudah dibanding sembako, yang sebelumnya sempat ia tekuni.
“Saya ke depannya ingin fokus jual kelapa saja. Kelapa ini sangat mudah dijual, apalagi kalau sudah punya pelanggan,” tandasnya.
Pedagang berharap stabilisasi pasokan dan harga bisa segera dilakukan agar roda usaha mereka kembali normal dan daya beli masyarakat meningkat.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz