KBRT — Angkutan umum trayek Durenan–Prigi di Kabupaten Trenggalek kian hari kian sepi penumpang. Sudarso, sopir angkutan jalur tersebut, mengaku penurunan jumlah penumpang sudah berlangsung selama dua tahun terakhir.
"Keluhannya saat ini penumpang itu sepi sekali, Mas, karena banyak yang pakai kendaraan pribadi," ujar Sudarso, Kamis (1/5/2025).
Akibat sepinya penumpang, Sudarso kini hanya berani melakukan satu kali perjalanan pulang-pergi (PP) dalam sehari, padahal sebelumnya bisa mencapai tiga kali PP.
"Saat ini saya hanya berani 1 kali PP saja, Mas. Kalau lebih, pengeluaran pasti banyak tapi penumpang tidak pasti," jelasnya.
Dalam satu kali perjalanan, Sudarso rata-rata hanya mengangkut lima hingga enam penumpang. Bahkan, sering kali ia tidak mendapatkan penumpang saat perjalanan pulang.
"Saya tidak memiliki pelanggan tetap. Cuma kami sedikit terbantu kalau waktu pasaran, itu penumpang pasti ada, tapi kita harus telaten menunggu," ungkap sopir asal Bendorejo ini.
Untuk sekali PP, Sudarso menghabiskan sekitar Rp50 ribu untuk membeli bahan bakar. Untuk menutup biaya operasional, ia juga melayani jasa angkut barang milik pedagang.
"Kalau hari-hari biasa tidak dapat penumpang itu sudah biasa. Makanya sekarang saya juga melayani antar-jemput galon pedagang di Karanggongso. Meskipun tidak setiap hari, lumayan buat tambahan," terangnya.
Pada musim hajatan, biasanya angkutannya ramai oleh warga yang pergi dan pulang menghadiri acara. Namun, dalam dua tahun terakhir, situasi ini berubah. Warga kini lebih memilih menggunakan kereta kelinci untuk perjalanan jarak dekat.
"Dulu kalau musim hajatan seperti sekarang ramai Mas, jurusan Durenan ke Bandung, Durenan ke Pogalan. Namun akhir-akhir ini sepi sekali, orang-orang hajatan lebih gemar naik kereta kelinci itu daripada naik angkot, padahal kereta itu kan untuk wisata," jelasnya.
Sudarso berharap pemerintah membatasi operasional kereta kelinci di jalan raya, karena keberadaannya sangat memengaruhi pendapatan sopir angkutan umum.
"Harapannya ya semoga kereta kelinci itu dibatasi, Mas. Soalnya itu sangat berdampak ke kami. Padahal kalau untuk fungsi itu sangat berbeda jauh. Kereta itu untuk wisata, sedangkan angkutan itu ada sendiri," tandasnya.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz