Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Akses Jalan Warga RT 2 RW 2 Desa Sukorame Terancam Putus Akibat Longsor

  • 20 May 2025 10:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Akses satu-satunya jalan keluar masuk bagi enam keluarga di RT 2 RW 2 Desa Sukorame, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, terancam putus akibat longsor di pinggir sungai. Longsor terjadi setelah derasnya aliran sungai menggerus badan jalan sejak Senin pagi, 19 Mei 2025.

    Saat ini, sekitar empat meter jalan gang telah terkikis tanahnya, menyisakan bagian cor jalan yang hampir ikut ambrol. Kondisi ini diperparah karena arus sungai yang hingga kini masih deras dan berpotensi memperparah longsoran, bahkan merembet ke badan jalan utama desa yang pernah mengalami longsor pada tahun-tahun sebelumnya.

    “Sungai sudah banjir sejak Minggu malam, hingga saat ini tanah yang longsor semakin bertambah. Saya takut kalau merambat ke jalan raya seperti dahulu,” ujar Sutejo (52), warga setempat.

    Sutejo menjelaskan, lokasi longsor berada di seberang utara jembatan dekat SDN 1 Sukorame. Ia mengingatkan bahwa beberapa tahun lalu, longsor sempat memakan sebagian badan jalan utama dan hampir mengenai rumah warga di seberang gangnya.

    Menurutnya, kondisi jalan tersebut memang rawan dan kurang mendapat perhatian. Sejak dahulu, bibir sungai sering longsor dan menggerus tanaman bambu milik warga. Bahkan, dirinya pernah mengalami kejadian saat mobil pikap yang dikendarainya untuk mengangkut pasir justru terjeblos di bibir jalan yang berlubang karena longsor lama.

    “Warga di sini tidak mempunyai akses jalan lain selain jalan kecil tersebut. Di ujung gang hanya ada jalan setapak, itupun milik perseorangan,” jelasnya.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Sutejo menambahkan, warga pernah mendapat bantuan dari pemerintah sekitar awal tahun 2000-an berupa beberapa sak semen, yang hanya cukup membangun sekitar lima meter jalan. Selebihnya, kebutuhan material seperti pasir dan batu ditanggung swadaya oleh warga, serta dikerjakan secara gotong royong.

    Ia juga mengungkapkan bahwa longsor kali ini terjadi karena aliran sungai terbelah dua akibat tertahan rumpun bambu besar yang tumbuh di tengah sungai. Rumpun bambu tersebut awalnya sudah mati, namun kini kembali hidup dan terlalu besar untuk hanyut terbawa arus.

    “Bambu di tengah sungai itu masih hidup, padahal dulunya sudah mati. Tapi karena rumpun bambu yang sangat besar dan tinggi, jadinya tidak bisa hanyut,” terangnya.

    Sutejo menyampaikan bahwa bambu tersebut sudah berada di tengah sungai sejak banjir musim hujan lalu dan masih bertahan hingga kini. Ia menyebut, pengangkatan bambu tidak memungkinkan dilakukan selama debit air masih tinggi.

    “Saya cuma bisa berharap semoga keluarga dan warga tetap aman, karena yang jelas jika air sungai semakin besar, jalan akan tambah ambrol,” tandasnya.

    Kabar Trenggalek - Peristiwa

    Editor:Zamz