KBRT – Petani di Surodakan, Trenggalek, dilanda kekhawatiran akibat air irigasi yang tercemar lumpur dari Dam Bagong. Lumpur yang dikenal petani setempat sebagai "walet" ini terbawa bersama aliran air irigasi dan mengendap di lahan sawah. Akibatnya, pertumbuhan padi terhambat dan hasil panen pun menurun drastis.
Sunyadi (68), petani asal Dusun Tlasih, Desa Parakan, menyampaikan bahwa sawahnya yang berada dekat aliran irigasi sangat terdampak oleh endapan lumpur tersebut. Menurutnya, tanah menjadi keras dan akar padi tidak bisa menancap dengan baik, sehingga tanaman menjadi mudah roboh.
"Panen musim kemarin hasilnya tidak maksimal karena sebagian sawah tanahnya mengeras terkena walet dari Dam Bagong. Akar padi tidak bisa menancap ke tanah karena tanah mengeras, dan padi jadi mudah roboh," ujar Sunyadi saat menyiapkan lahannya untuk penyemaian bibit.
Ia menambahkan bahwa kondisi ini biasanya hanya terjadi di lahan yang dekat dengan saluran irigasi utama. Sementara itu, lahan yang berada lebih ke tengah sawah relatif aman karena lumpur telah mengendap lebih dulu.
"Sawah saya yang di tengah tidak terdampak walet ini, karena saat air sampai di tengah, lumpur sudah mengendap di sawah dekat irigasi," ungkapnya.
Sunyadi mengungkapkan bahwa dari lahan seluas setengah hektare, musim lalu ia hanya mendapatkan hasil panen 3 ton gabah. Padahal, ia mengaku telah menerima distribusi pupuk subsidi yang cukup selama musim tanam tersebut.
"Lahan segitu belum bisa dikatakan bagus kalau hanya dapat 3 ton. Kalau maksimal bisa 4 sampai 5 ton. Musim kemarin saya mendapatkan dua kali pupuk subsidi, masing-masing 6 karung," jelasnya.
Ia juga menyoroti persoalan distribusi air, terutama pada musim kemarau seperti saat ini. Sawahnya yang berada di tengah belum mendapatkan air dan tidak bisa digunakan untuk menyemai bibit padi.
"Sekarang sawah saya yang di tengah belum bisa digunakan menyemai karena belum mendapat air. Jadi saya harus menyemai dari pinggiran lalu dipindah ke tengah," katanya.
Namun, pada musim tanam kali ini, ia bersyukur bahwa hingga saat ini air irigasi masih bersih dan belum tercampur lumpur.
"Sampai sekarang air masih jernih. Kalau jernih begini ya dipandang saja sudah enak. Semoga nanti sampai panen tidak tercampur walet lagi," pungkasnya.
Kabar Trenggalek - Mata Rakyat
Editor:Zamz