KBRT – Usai perayaan Iduladha, suasana di kios penggilingan daging milik Sutompo (55) berubah drastis. Lokasi yang biasanya melayani pesanan dari pedagang bakso, kini diserbu puluhan warga yang membawa daging kurban untuk digiling menjadi adonan bakso.
Kios yang terletak sekitar 150 meter sebelah utara Polsek Karangan ini mulai dipadati sejak Sabtu (7/6/2025) pagi hingga tengah hari. Biasanya, kios ini hanya menerima sedikit pesanan penggilingan dari masyarakat umum.
“Dari jam setengah enam pagi, warga umum datang bawa daging sendiri dari rumah minta dibuatkan bakso,” ujar Sutompo.
Sutompo merupakan karyawan tetap di kios penggilingan tersebut. Ia mengatakan, setiap tahun saat Iduladha, permintaan penggilingan daging dari warga meningkat pesat. Hal ini membuat para pedagang bakso langganan sementara berhenti berjualan.
“Hari ini kebanyakan masyarakat sekitar sini yang datang, makanya pedagang bakso di waktu seperti ini banyak yang tidak berjualan,” jelasnya.
Kios tempat Sutompo bekerja telah memiliki empat cabang di wilayah Trenggalek. Semua cabang menjual daging sapi yang dapat langsung digiling menjadi adonan bakso. Dalam sehari, setiap cabang bisa menghabiskan satu ekor sapi untuk dijual dan digiling.
Sebelum menjadi penjaga kios, Sutompo bekerja sebagai petugas pemberi pakan sapi yang dipelihara sebagai stok daging. Namun karena faktor usia dan kondisi fisik yang menurun, ia dipindah tugas ke kios penggilingan.
“Belasan tahun saya menunggu kios ini. Kalau Iduladha memang ramai masyarakat yang minta dibuatkan adonan bakso, tetapi penjualan dagingnya justru tidak meningkat,” ungkapnya.
Untuk membuat satu kilogram adonan bakso dari daging bawaan warga, kios mematok tarif Rp35.000. Bahan campuran seperti tepung, bumbu, dan rempah-rempah disediakan langsung oleh pihak kios.
Ia menambahkan, meskipun saat Iduladha permintaan penggilingan meningkat, penjualan daging sapi justru cenderung stagnan. Kenaikan penjualan biasanya hanya terjadi menjelang Idulfitri.
“Kalau hari biasa sembelih satu ekor sapi. Tapi seminggu sebelum Idulfitri bisa lebih dari dua ekor per hari,” tandasnya.
Sutompo menambahkan, biasanya kios tutup pukul 10.00 WIB. Namun setelah hari raya Iduladha, jam operasional diperpanjang hingga tengah hari karena warga terus berdatangan.
Menurutnya, puncak keramaian biasanya terjadi pada hari ketiga Iduladha, karena banyak lokasi kurban baru melaksanakan penyembelihan di hari kedua.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz