KBRT – Gerakan Pengendalian (Gerdal) berupa penyemprotan pestisida massal di Kelurahan Sumbergedong, Kecamatan Trenggalek, terbukti efektif menekan serangan hama wereng pada musim panen padi kedua tahun ini.
Para petani merasa terbantu dengan langkah tersebut karena tanaman padi mereka bisa terhindar dari kerusakan parah akibat hama.
“Setelah dapat penyemprotan massal waktu umur padi masih 4 minggu, werengnya tidak sebanyak daerah lain. Malahan sekarang, kurang 3 minggu lagi panen, werengnya sudah hilang. Dulu sebelum ada gerdal, hasil panen bisa berkurang setengah, dari 15 karung jadi 8 karung,” ujar Suroyo (62), petani asal Sumbergedong.
Suroyo yang menggarap sawah seluas 100 ru menambahkan, selain mengikuti gerdal, ia juga rutin melakukan penyemprotan mandiri serta pengecekan tanaman setiap hari.
“Sekarang mau panen gini gantian burung yang menyerang. Sambil menjaga dari burung, saya juga ngecek kondisi padi, takutnya ada penyakit lain,” katanya.
Hal serupa disampaikan Muladi, petani lain dari Sumbergedong. Ia menuturkan, saat Kecamatan Durenan terserang wereng, para petani di wilayahnya langsung meminta penyemprotan massal melalui Petugas Penyuluh Lapangan (PPL).
“Alhasil penyemprotan massal segera dilakukan dan efektif menekan sebaran wereng. Sawah saya sekitar 150 ru, kalau tidak ada gerdal pasti kewalahan. Apalagi pestisida sekarang mahal, sekali semprot bisa habis Rp 150 ribu, dan kalau wereng biasanya harus lebih dari dua kali semprot,” ujarnya.
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Sumbergedong, Riza Renata (43), mengatakan, keberhasilan gerdal tidak lepas dari kekompakan para petani. Dari total 142 hektare sawah di Sumbergedong, sekitar 60 persen di antaranya ikut serta dalam program penyemprotan massal.
“Sejak Juli sampai Agustus, total ada 11 kali gerdal di Sumbergedong. Pelaksanaannya sesuai prinsip 5 Tepat: tepat jenis pestisida, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat sasaran,” jelasnya.
Meski demikian, Riza mengakui ada beberapa petak sawah yang tetap terserang karena usia padi sudah memasuki fase vegetatif, sehingga tidak direkomendasikan ikut gerdal lantaran berisiko bahan aktif terbawa hingga masa panen.
Namun, ia menegaskan sebagian besar petani mengaku panennya lebih aman berkat adanya gerdal.
“Kami juga sedang mengupayakan tanam serentak, meskipun belum maksimal, supaya pengendalian hama lebih efektif. Gerdal sebenarnya stimulan agar petani terus aktif mengontrol tanaman sekaligus memiliki inisiatif melakukan gerdal mandiri,” kata dia.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zamz