Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Fakta Menarik: Alasan Perempuan Lebih Multitasking Dari Pria, Ada Studi Ilmiahnya

  • 16 Sep 2025 13:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Sebuah fakta di lapangan membuktikan bahwa perempuan lebih bisa mengerjakan banyak hal dalam satu waktu dibandingkan pria. Perempuan yang sudah bekerja di kantor bisa mengerjakan pekerjaan rumah, mengawasi anak-anak, bahkan bisa menambah pendapatan dengan memiliki lebih dari satu pekerjaan. 

    Seorang pekerja perempuan di kantor bisa membuat laporan sambil menjawab surel dari bos atau bahkan mengobrol dengan rekan kerjanya.

    Ternyata terdapat studi ilmiah mengapa perempuan lebih terampil dalam hal multitasking. Dilansir dari Women’s Brain Health Initiative, inilah penjelasan tentang alasan kemampuan multitasking perempuan lebih unggul dibandingkan pria.

    Sebuah studi yang menguji perbedaan multitasking pria dan perempuan diterbitkan dalam Human Physiology. Studi tersebut menunjukkan bahwa pria membutuhkan lebih banyak energi otak dibandingkan perempuan saat multitasking. 

    Dalam penelitian ini, sebanyak 140 partisipan, terdiri dari 69 pria dan 71 perempuan berusia 20-65 tahun, mengikuti serangkaian tes yang mengukur kemampuan mereka mengalihkan perhatian antar tugas. Partisipan diminta mengurutkan objek berdasarkan bentuk (bulat atau kotak) dan jumlah (satu atau dua) secara acak.

    Dalam penelitian tersebut, aktivitas otak partisipan dipantau menggunakan functional MRI, sedangkan kemampuan memori dan perhatian mereka diuji dengan tes neuropsikologis seperti D-KEFS Trail Making Test dan Wechsler Memory Scale. Hasilnya, otak pria perlu bekerja lebih keras untuk berpindah tugas dibandingkan perempuan yang tampaknya lebih mudah beradaptasi dengan situasi multitasking.

    Saat kita berbicara tentang multitasking berdasarkan jenis kelamin, baik otak pria maupun perempuan sama-sama menggunakan beberapa area spesifik saat menangani proses yang kompleks tersebut. 

    Salah satunya adalah dorsolateral prefrontal cortex, yang merupakan bagian dari otak depan yang bertanggung jawab atas perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol terhadap impuls. 

    Area ini juga memengaruhi kepribadian seseorang sehingga sangat krusial saat kita harus menentukan prioritas atau membuat keputusan cepat.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Kemudian ada supplementary motor areas yang membantu mengoordinasikan gerakan tubuh, terutama saat kita perlu beralih dari satu tugas fisik ke tugas lainnya. 

    Selain itu, ada juga inferior parietal lobes yang memaminkan peran penting dalam kemampuan bahasa, matematika, dan bagaimana kita memvisualisasikan tubuh kita sendiri. 

    Lalu, ada inferior occipital gyrus yang juga aktif mendukung pemrosesan visual yang diperlukan saat kita memantau informasi di layar atau lingkungan sekitar.

    Namun, meskipun multitasking memengaruhi kedua gender, penelitian menunjukkan bahwa pria cenderung lebih lambat dan membuat lebih banyak kesalahan dibandingkan perempuan. 

    Hal ini karena perempuan cenderung lebih terampil dalam mengelola stres dan memproses informasi secara sistematis sehingga lebih efisien dalam mengaktifkan dan menggunakan area-area otak ini saat multitasking dibandingkan pria. Sebaliknya, pria cenderung lebih impulsif, yang berarti mereka sering langsung bertindak tanpa berpikir matang terlebih dahulu.

    Namun, setelah usia tertentu (sekitar 45 tahun pada perempuan dan 55 tahun pada pria), perbedaan ini menjadi kurang signifikan. Otak mulai mengandalkan lebih banyak sumber daya untuk mendukung tugas-tugas kompleks, sehingga pria dan perempuan menunjukkan pola kerja otak yang lebih serupa.

    Fakta Menarik tentang Multitasking

    Meskipun perempuan sering dianggap bisa melakukan banyak hal sekaligus, kenyataannya hanya sekitar 2 persen dari populasi dunia yang benar-benar bisa disebut “supertaskers” atau orang yang sangat terampil multitasking. Kebanyakan dari kita, baik pria maupun perempuan, sebenarnya kesulitan untuk multitasking dengan efektif.

    Walaupun terlihat seperti bisa mengerjakan banyak hal bersamaan, penelitian menunjukkan bahwa saat kita mencoba beralih antara tugas yang satu ke tugas lainnya, kecepatan dan akurasi kita biasanya menurun, bahkan sering membuat kesalahan. Jadi, jangan terlalu cemas kalau multitasking bukan keahlian utama kita karena nyatanya itu memang merupakan keterampilan yang sangat langka dan perlu dilatih.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Gaya Hidup

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    SABGamehouse