KBRT – Siswa SMAN 1 Kampak demonstrasi menuntut transparansi pengelolaan Sumbangan Dana Komite, Program Indonesia Pintar (PIP), serta meminta tindak lanjut terhadap oknum yang diduga terlibat penyelewengan dana.
Kepala Sekolah SMAN 1 Kampak, Bahtiar Kholili, bersama Bendahara Komite akhirnya buka suara usai menemui para siswa.
“Sekolah ini masih membutuhkan legal administratif. Tentu kami tidak bisa (mundur) langsung begitu saja. Karena masalah SK administratif tidak bisa mundur langsung ganti layaknya sekolah swasta,” kata Bahtiar, seusai aksi siswa.
Bahtiar menegaskan pengunduran dirinya harus melalui mekanisme resmi. Ia menyebut sudah berkomunikasi dengan Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan pada Rabu, 27 Agustus 2025, dijadwalkan bertemu wali murid untuk memberikan klarifikasi.
Sementara itu, Bendahara Komite menyatakan telah menyiapkan surat pengunduran diri dari sekolah. Surat itu diumumkan langsung di hadapan massa aksi.
Bahtiar menjelaskan bahwa sumbangan yang dikelola sekolah terdiri dari dua jenis: sumbangan peningkatan mutu pendidikan dan sumbangan amal jariah (AMJ). Besaran sumbangan, kata dia, ditentukan melalui rapat komite bersama orang tua.
“Faktanya, tidak selalu semua orang tua siswa memberikan uang sumbangannya,” ujarnya.
Menurut Bahtiar, sumbangan AMJ ditetapkan sebesar Rp500.000 per siswa sekali selama tiga tahun. Hingga Juli 2025, terkumpul Rp61 juta dari AMJ. Selain itu, akumulasi seluruh sumbangan mencapai Rp172 juta yang disimpan di bank.
Dana tersebut, lanjutnya, dipakai untuk pembangunan fisik seperti kamar mandi, pavingisasi, area parkir, hingga renovasi musala. Sedangkan sumbangan peningkatan mutu pendidikan dipakai untuk mendukung kegiatan sekolah, termasuk ujian semester.
Bahtiar juga menanggapi isu PIP. Ia mengakui pihak sekolah menghimbau siswa untuk memberikan sumbangan sukarela. Buku tabungan PIP, kata dia, memang disimpan di ruang komite sekolah berdasarkan kesepakatan dengan siswa.
“Sumbangannya beragam sesuai kemauan siswa. Bukan ditarik, tapi anak-anak kita himbau untuk memberikan sumbangan sukarela,” ujarnya.
Terkait dukungan kegiatan siswa, Bahtiar menyebut pihak sekolah selalu memberikan fasilitas dan surat keterangan yang dibutuhkan. Untuk lomba resmi seperti FLS2N, kata dia, pendanaan juga disediakan bendahara komite.
“Yang mereka narasikan, mungkin ada salah persepsi. Karena setiap kegiatan perlombaan yang terstruktur atau tersistem, kami memberikan dukungan,” tegasnya.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Lek Zuhri