Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Belasan Tahun Rusak, Jalan Dusun Plapar Watulimo Hanya Jadi Alat Kampanye Politik

  • 18 Jul 2025 19:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Warga Dusun Plapar, Desa Watulimo, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, kembali dibuat kecewa akibat jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki meski telah dijanjikan dalam berbagai kampanye politik. 

    Mereka menilai, kerusakan jalan itu kerap dijadikan komoditas oleh para calon legislatif dan kepala daerah.

    Edi Sucipto, warga RT 25/RW 08 Dusun Plapar, mengatakan bahwa dirinya sudah tidak menaruh harapan terhadap janji-janji politik soal perbaikan jalan yang melintasi depan rumahnya.

    “Terkait jalan saya sudah tidak berharap, berharap ya tidak apa-apa,” ujar Edi.

    Menurut Edi, jalan rusak itu telah berulang kali dijadikan bahan kampanye oleh tim pemenangan calon anggota DPRD, bupati, bahkan gubernur.

    “Tapi jangan diperbaiki, kasihan kalau pejabat mau nyalon tidak ada yang dibuat janji. Setiap pilihan itu jalan rusak ini pasti dibuat bahan kampanye,” tambahnya.

    Edi mengaku sudah sering menyampaikan keluhan kepada para calon saat masa kampanye. Namun, setelah mereka terpilih, tidak ada satu pun janji yang ditepati.

    “Dulu waktu magang gubernur dijanjikan, kemudian DPRD kemarin juga katanya diperbaiki, sampai sekarang tidak ada,” keluhnya.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Pantauan Kabar Trenggalek di lokasi menunjukkan kondisi mayoritas jalan di Dusun Plapar sangat memprihatinkan. Permukaan jalan hanya dipenuhi bebatuan tanpa lapisan aspal, dengan banyak lubang yang membahayakan pengguna jalan.

    Edi menambahkan, warga sempat melakukan perbaikan jalan secara swadaya sekitar empat tahun lalu. Kala itu, masyarakat mengumpulkan dana hingga Rp8 juta untuk menambal lubang-lubang di sepanjang jalan.

    “Dulu tambal itu swadaya masyarakat, saya minta sumbangan terkumpul Rp8 juta. Sekarang sudah bosan, sekitar 4 tahunan yang lalu,” ujarnya.

    Kekecewaan serupa disampaikan Ruroh, warga lain di Dusun Plapar. Ia menyindir bahwa jalan rusak tersebut sudah dianggap sebagai “berkah” karena tetap digunakan meski tak layak.

    “Dulu [waktu saya kecil] hanya jalan setapak, sekarang sudah lebar apa ya bersyukur. Adanya seperti ini sudah saya syukuri, masa tahun 2025 jalan seperti ini,” ujar Ruroh.

    Ruroh menuturkan, kerusakan parah mulai terjadi sejak sekitar tahun 2019. Meski begitu, hingga kini tidak ada perbaikan menyeluruh dari pihak pemerintah. Ia juga menyebut, penyebab utama kerusakan adalah aliran air yang deras saat musim hujan karena tidak adanya saluran parit.

    “Penyebabnya air, karena tidak ada paritnya,” tandasnya.

    Pantauan di lapangan juga menunjukkan, hanya sekitar 150 meter dari total jalan yang telah mendapatkan perbaikan, sementara ruas jalan lainnya masih rusak parah.

    Kabar Trenggalek - Mata Rakyat

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    BPR Jwalita