Warung Kopi Srawung, Berbagi Cerita dengan Pelajar Berkebutuhan Khusus

Kiri: Rifqi Raziinudin, pengelola Warung Kopi Srawung, bersama anak berkebutuhan khusus/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)

Penikmat kopi semakin merajai lidah. Begitu kata yang pantas diucap Rifqi Raziinudin, pengelola Warung Kopi Srawung, Kecamatan Watulimo, Trenggalek.

Pemuda yang lama berkecimpung di dunia kopi itu kini mengenalkan satu persatu terkait ekosistem kopi terhadap anak berkebutuhan khusus Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri di Kecamatan Kampak.

Advertisement - Swipe ke atas untuk lanjutkan membaca

Meski ia tak mahir bahasa isyarat, Rifqi mengenalkan kopi didampingi dengan guru pengampu dari SLB tersebut. Ia menerangkan mulai hulu hingga hilirisasi kopi.

“Kami mengenalkan kopi mulai dari hulu sampai hilir, yang di hulu melihat pohon kopi serta contoh proses kopi yang masih mentah belum di sangrai. Sampai melihat kopi yang sudah disangrai,” terang Rifqi yang juga juru bicara komunitas Mantri Kopi itu.

Bahkan dalam kesempatan itu, ia menerangkan mulai dari gilingan kopi, alat timbang, alat seduh, serta mesin espresso yang biasa sering dijumpai pada coffee shop.

Advertisement - Swipe ke atas untuk lanjutkan membaca

“Kami juga praktek bersama bagaimana membuat kopi dengan alat vietnam drip. Tujuan kami sebagai bentuk menambah wawasan terhadap anak berkebutuhan khusus,” tegasnya.

Menengok ekosistem petani kopi di Trenggalek semakin bertambah tiap tahunnya. Hal itu menjadi indikator bagus untuk perdagangan kopi, salah satunya petani kopi di kecamatan watulimo.

Harga kopi semakin hari menjanjikan, meski tak bisa ia sebutkan angkanya. Namun, kata Rifqi, mampu menopang ekonomi petani kopi yang ada di Trenggalek.

Advertisement - Swipe ke atas untuk lanjutkan membaca

Sejarah di Buluroto, perkebunan belanda menguatkan tekad Rifqi untuk mengembangkan kopi, salah satunya di Srawung. Indikasi lainnya adalah banyak tumbuh warung kopi dan coffe shop yang ada di Trenggalek.

“Kami berharap ekosistem kopi terus bisa meningkat, dan tentu kepada kawan-kawan kami yang berkebutuhan khusus [SLB] bisa menjadi barista dan ada wadahnya,” tandasnya.

Advertisement - Swipe ke atas untuk lanjutkan membaca


Artikel terkait
×