KBRT - Upaya penyelamatan benda-benda cagar budaya di Kabupaten Trenggalek dinilai belum maksimal. Hal ini terlihat dari masih banyaknya objek cagar budaya maupun yang berstatus diduga cagar budaya yang tercecer di berbagai kecamatan di Bumi Menak Sopal.
Fakta ini diakui Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhamad Natanegara, pada Senin (28/4/2025) siang. Ia mengatakan, pemerintah sebenarnya telah berupaya menyelamatkan benda-benda bersejarah tersebut.
"Misalnya, pada ekskavasi di Kecamatan Tugu, benda-benda yang ditemukan sebagian sudah diamankan. Selain itu, di Desa Kamulan juga pernah ada upaya penyelamatan," jelasnya.
Namun, Syah mengakui jumlah benda-benda cagar budaya di Trenggalek sangat banyak, sehingga masih ada yang belum terselamatkan atau bahkan lepas dari perhatian.
“Saking banyaknya benda-benda cagar budaya di Trenggalek, ada yang masih belum terselamatkan atau lepas perhatian,” ungkapnya usai mengikuti rapat paripurna LKPJ Bupati Tahun 2024 di DPRD Trenggalek.
Selain faktor jumlah, keterbatasan anggaran juga menjadi kendala utama dalam upaya penyelamatan benda-benda cagar budaya tersebut. Meski demikian, Pemkab Trenggalek berkomitmen untuk meningkatkan perhatian terhadap pelestarian benda bersejarah ke depan.
"Ke depan kita arahkan anggaran untuk penyelamatan benda-benda cagar budaya," tegasnya.
Menurut Syah, benda-benda bersejarah itu merupakan bagian penting dari sejarah Trenggalek. Jika benda-benda itu berhasil dikumpulkan dan dirawat dengan baik, maka pengetahuan sejarah daerah akan menjadi lebih utuh.
Sebelumnya, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Trenggalek mengklaim bahwa kondisi objek cagar budaya di daerah itu dalam keadaan baik.
“Datanya bertambah. Kondisinya bagus, dan kami sudah mengangkat juru pelihara (jupel) khusus untuk struktur cagar budaya. InsyaAllah terjaga,” ujar pihak Disparbud.
Namun, klaim tersebut bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Salah satu kasus terbaru adalah hilangnya nisan milik Ki Ageng Menak Sopal, yang merupakan bagian dari objek cagar budaya di Trenggalek.
“Saya mengetahui itu Minggu siang kemarin. Kalau melihat bekasnya, nisan di makam Menak Sopal itu seperti dicopot, sedangkan di makam ibunya terlihat patah. Sampai kini belum ketemu," kata Na’im, warga sekitar.
Kabar Trenggalek - Advertorial
Editor:Lek Zuhri