KBRT - Mitologi merupakan istilah untuk menggambarkan mitos dari cerita rakyat seperti asal usul, kebudayaan, hingga kepercayaan. Mitologi berkaitan erat dengan cerita dewa-dewa, makhluk supranatural, pahlawan, sejarah, dan budaya.
Trenggalek sendiri memiliki beberapa makhluk mitologi dari cerita rakyat yang menjadi warisan secara turun temurun. Makhluk mitologi ini ada dalam berbagai cerita rakyat Trenggalek. Berikut makhluk mitologi Trenggalek yang dikenal oleh masyarakat.
Buaya Putih
Buaya Putih dikenal sebagai sosok penunggu Dam Bagong dalam cerita legenda Ki Ageng Menak Sopal. Buaya Putih dipercaya dapat menjaga bendungan yang difungsikan sebagai pengairan sawah masyarakat Trenggalek.
Buaya Putih bisa menjelma sebagai lelaki yang gagah dan dipercaya menikahi seorang gadis yang memiliki bau tidak sedap. Namun Buaya Putih kembali ke wujud semula lantaran istrinya telah melanggar janji untuk tidak membuka ruang pertapaannya.
Ada pula yang mengatakan Buaya Putih merupakan penyebab bendungan air yang dibangun Menak Sopal sering ambrol karena kibasan ekornya. Salah satu syarat agar buaya putih berhenti merusak bendungan adalah dengan memakan seekor kepala gajah putih.
Turangga Yaksa
Yaksa digambarkan sebagai seorang kuda yang memiliki kepala raksasa atau buto. Turangga Yaksa sendiri menjadi kesenian kuda lumping yang dipercaya sebagai salah satu prosesi adat bersih desa atau ritual baritan sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada Sang Hyang Widi.
Makhluk mitologi yang dikekalkan sebagai kesenian ini dulunya dipercaya sebagai penjaga pertanian dan mengusir kekuatan jahat yang mengancam masyarakat.
Turangga Yaksa lahir di Kecamatan Dongko, Trenggalek sebagai bentuk kesenian rakyat yang mencerminkan kehidupan agraris masyarakat setempat.
Turangga Yaksa menjadi bagian penting dari identitas lokal Kabupaten Trenggalek dan menjadi sumber inspirasi untuk berbagai karya seni, termasuk lukisan dan pertunjukan lainnya.
Kabar Trenggalek - Trenggalekpedia
Editor:Zamz