Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
JImat

Pak Bayem, Pedagang Kursi Kayu Keliling Asal Blitar yang Setia Menjajakan Dagangan di Trenggalek

  • 17 May 2025 14:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Selama lebih dari 30 tahun, Pak Bayem, seorang pedagang kursi kayu asal Kota Blitar, konsisten menjajakan dagangannya di pasar-pasar tradisional wilayah Trenggalek. Dengan mengendarai sepeda motornya, ia berpindah dari satu pasar ke pasar lainnya, mengikuti jadwal hari pasaran.

    “Saya setiap hari keliling pasar di Trenggalek, ya di mana hari itu pasaran, ya di situ saya mangkal,” ujar Pak Bayem saat ditemui di Pasar Durenan, Kamis (15/5/2025).

    Pak Bayem menjelaskan bahwa sebelum menetap berjualan di Trenggalek, ia sempat berdagang di wilayah Tulungagung. Namun, karena sedikitnya saingan di Trenggalek dan sudah memiliki pelanggan tetap, ia memilih menetap di sana.

    “Sebelumnya saya jualan di Tulungagung, kemudian bergeser ke Trenggalek sejak 20 tahunan lebih. Karena di Trenggalek minim yang jualan seperti ini, kemudian sudah punya langganan juga,” terangnya.

    Kursi kayu yang ia jual berasal dari wilayah Lodoyo, Blitar. Bahan utama yang digunakan adalah kayu akasia yang dikenal kuat dan tahan lama.

    “Saya ambil kursi ini dari Lodoyo Blitar. Ini awet, Mas, karena dari kayu akasia,” ujarnya.

    Meski penghasilan dari berjualan kursi kayu bersifat fluktuatif, Pak Bayem tetap semangat. Dalam sehari, ia bisa menjual hingga sembilan kursi, meskipun tak jarang juga pulang tanpa pembeli.

    “Paling banyak pernah laku sembilan kursi dalam sehari, namun tidak jarang juga tidak ada pembeli sama sekali,” katanya.

    Dalam aktivitas berjualannya, Pak Bayem berpindah-pindah lokasi sesuai dengan jadwal hari pasaran. Ia telah menyambangi hampir semua pasar di wilayah datar Kabupaten Trenggalek.

    “Saya setiap hari pindah-pindah, tergantung waktu pasarannya saja. Misal sekarang legi saya di Pasar Durenan, besok pahing di Pasar Gandusari, kemudian di mana lagi. Pokoknya sesuai hari pasaran saya kunjungi, bahkan sampai Pasar Kecamatan Tugu sana,” jelasnya.

    Cuaca juga menjadi faktor yang sangat memengaruhi hasil penjualannya. Saat hujan turun, biasanya pembeli akan berkurang drastis. Adapun harga kursi yang ia jual dibanderol mulai dari Rp200 ribu, tergantung ukuran dan modelnya.

    “Kalau ramai sepi itu ya sudah biasa dalam berjualan, kuncinya harus sabar dan terima. Kalau jualan ramai jangan terlalu senang, namun kalau jualan sepi juga jangan terlalu susah,” tutup Pak Bayem bijak.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz