KBRT – Di tengah ramainya pilihan Kuliner Trenggalek untuk sarapan pagi, nasi cokot menjadi daftar baru. Dengan kemasan unik dan praktis, kuliner ini makin digemari, terutama oleh anak-anak sekolah dan pekerja yang butuh makanan cepat saji namun tetap mengenyangkan.
Adalah Siska Sari, perempuan asal Watulimo yang menjadi otak di balik kuliner bernama Nasi Kuning dan Nasi Cokot Mbak Sis. Ia merintis usaha ini dengan mengandalkan kepraktisan sebagai nilai jual utama. Dalam sehari, Siska bisa menghabiskan hingga 15 kilogram beras untuk memenuhi permintaan konsumen.
“Kalau daerah sini banyak anak sekolah pakai bekal. Terkadang mereka tidak mau ribet. Kalau nasi cokot kan praktis, tinggal langsung makan, tidak usah pakai sendok,” terang Siska saat ditemui Kabar Trenggalek.
Istilah “nasi cokot” merujuk pada cara menikmatinya—cukup dengan mencokot langsung dari bungkusnya tanpa alat makan. Cita rasa dan kesederhanaannya membuat kuliner ini cepat populer, terutama di kalangan pelajar dan warga yang hendak ke kebun atau melaut.
Siska menyajikan dua varian utama nasi cokot: Nasi cokot ayam suwir serundeng (Rp5.000) Nasi cokot ayam suwir sambal ijo (Rp7.000)
Meskipun tampak sederhana, rasa gurih dan pedasnya jadi favorit banyak pelanggan. Menurut Siska, nasi cokot tak hanya digemari anak-anak sekolah, tapi juga orang dewasa.
“Rata-rata konsumen anak sekolah. Kadang juga bapak-bapak mau ke laut atau ke hutan, yang penting praktis,” ungkapnya.

Saat ini, outlet Nasi Cokot Mbak Sis telah tersebar di enam desa di Kecamatan Watulimo, yakni:
Desa Prigi, Margomulyo, Tasikmadu, Sawahan, Slawe, dan Gemaharjo.
Jam operasionalnya dimulai sejak subuh, pukul 05.00 hingga 10.00 WIB. Dalam sehari, Siska bisa mengantongi omzet antara Rp1 juta hingga Rp1,5 juta.
“Omzet per hari kalau sepi ya sekitar Rp1 juta. Kalau ramai bisa tembus Rp1,5 juta,” ucapnya.
Salah satu pelanggan setia, Rafa Nur, mengaku senang dengan nasi cokot karena kepraktisannya.
“Enak dan mudah, tinggal cokot buat bekal ke sekolah,” kata Rafa.
Meski tak setiap hari membeli, Rafa merasa nasi cokot sangat membantunya ketika terburu-buru di pagi hari.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz