Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Kesaksian Nenek di Trenggalek, Rumahnya Disatroni Maling Berkedok Jual Stiker

  • 16 Apr 2025 16:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Siang itu, langit Wonorejo tampak biasa saja. Tak ada yang menyangka, hari tenang itu akan menyisakan trauma mendalam bagi Rusmini (69), seorang perempuan lanjut usia yang tinggal di RT/RW 03/08, Desa Wonorejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek.

    Seorang pemuda datang ke rumahnya, mengaku dari sebuah yayasan panti asuhan. Ia meminta sumbangan, dan Rusmini yang tinggal sendiri tak menaruh curiga. Dengan ramah, ia menyambut tamunya, lalu memberikan uang seadanya.

    “Saya kira dia anak yang biasa datang ambil uang Wi-Fi. Tapi ternyata bukan. Katanya dari panti asuhan. Saya kasih uang dan cerita kalau saya sudah tidak bisa cari nafkah lagi,” kisah Rusmini, matanya berkaca-kaca.

    Setelah memberikan uang, Rusmini beranjak ke dapur. Tapi suara samar dari ruang tamu membuatnya waspada. Ia mendengar gesekan tirai di dekat meja TV—tempat ia meletakkan dompet. Curiga, ia segera mengecek. Dompetnya telah raib.

    Dengan tubuh renta dan jantung berdebar, ia lari ke jalan. Ia melihat pemuda tadi belum jauh. Bergegas ia membangunkan anaknya yang sedang tidur. Mereka pun bersama-sama mengejar pemuda tersebut.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    “Dia ditangkap tanpa melawan. Tapi tetap tidak mau mengaku. Badannya gemetar waktu ditanya soal dompet,” ucap Rusmini, yang duduk lemas sambil menahan sesak di dadanya.

    Anaknya yang tidak putus asa akhirnya mencari dompet itu sendiri. Dan benar, dompet ditemukan di kebun dekat rumah. Surat-surat penting masih utuh. Tapi uang Rp150 ribu—yang baru diberikan anaknya untuk membayar Wi-Fi—lenyap tak bersisa.

    “Uangnya memang tidak banyak. Tapi di dompet itu ada KTP, ATM, surat motor. Saya takut kalau sampai jatuh ke tangan orang jahat,” ujar Rusmini.

    Polisi datang satu jam kemudian. Mereka membawa pemuda tersebut ke kantor Polsek Gandusari. Belakangan diketahui, pelaku berasal dari Banjarmasin dan diduga bagian dari kelompok yang kini masih dalam pencarian.

    “Sampai sekarang saya masih trauma. Kalau ada orang asing datang, saya gemetar. Saya sudah minta anak saya untuk selalu kunci pintu kalau rumah ditinggal,” kata Rusmini lirih, menolak dikunjungi banyak orang karena masih dihantui rasa takut.

    Kabar Trenggalek - Peristiwa

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    Lodho Ayam Pak Yusuf