KBRT - Penurunan daya beli masyarakat tampaknya berdampak pada tradisi kurban Iduladha di Trenggalek. Dinas Peternakan (Disnak) setempat mencatat kebutuhan hewan kurban pada 2025 ini turun sekitar 4 persen dibandingkan tahun lalu.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Ririn Hari Setiani, menyampaikan bahwa permintaan hewan kurban pada Iduladha 1446 Hijriah diperkirakan sebanyak 6.212 ekor.
“Jika dibandingkan antara kebutuhan kurban dengan jumlah atau populasi hewan ternak, Kabupaten Trenggalek masih surplus,” kata Ririn saat dikonfirmasi.
Menurutnya, penurunan permintaan ini tidak disebabkan oleh faktor wabah penyakit hewan seperti PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) maupun LSD (Lumpy Skin Disease), yang saat ini dinilai sudah terkendali. Justru, faktor ekonomi masyarakat diduga menjadi penyebab utama.
“Kalau harga ternak memang naik, tapi tidak terlalu tinggi. Kemungkinan besar karena minat atau kemampuan ekonomi yang menurun,” jelas Ririn.
Berdasarkan data Disnak Trenggalek, populasi hewan ternak di wilayah ini tergolong tinggi. Jumlah sapi potong mencapai 20.202 ekor, kerbau sebanyak 74 ekor, kambing sebanyak 400.810 ekor, dan domba sejumlah 125.506 ekor.
Dengan jumlah tersebut, kata Ririn, Trenggalek masih dalam kondisi aman dan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kurban masyarakat.
Lebih lanjut, ia memaparkan jenis hewan kurban yang paling diminati tahun ini. Kambing menempati urutan teratas dengan prediksi pemotongan sebanyak 3.484 ekor, diikuti oleh domba sebanyak 1.711 ekor, dan sapi sebanyak 1.017 ekor.
“Untuk wabah saat ini aman, bukan karena faktor itu. Akses ke hewan ternak juga relatif mudah,” tutup Ririn.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Lek Zuhri