Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Dikaitkan Upacara Adat Sembonyo, 13 Pulau Watulimo Dinyatakan Milik Trenggalek oleh Budayawan

  • 28 Jun 2025 08:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Sengketa 13 pulau antara Kabupaten Trenggalek dan Tulungagung masih belum menemui titik terang. Saat ini, ke-13 pulau tersebut berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Namun, secara budaya dan sejarah, pulau-pulau itu diyakini memiliki keterkaitan erat dengan masyarakat Trenggalek.

    Suparlan, budayawan asal Watulimo, menegaskan bahwa pulau-pulau di sekitar Teluk Prigi senantiasa disebut dan dihormati dalam upacara adat Larung Sembonyo di Pantai Prigi. Ia menyebutkan bahwa prosesi itu memiliki filosofi mendalam bagi masyarakat pesisir.

    “Terkait upacara adat di Pantai Selatan sudah terpatri pada cerita-cerita Mataram yang bahasa sastranya wong agung ing ngeksi gondo / bau yang baik. Itu pasti orang Jawa memiliki filosofi yang luar biasa, orang baik akan mengalahkan yang buruk,” ujar Suparlan.

    Menurut Suparlan, Larung Sembonyo di Watulimo menyimpan makna khusus. Dalam cerita Mataram Kuno, upacara ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Raden Tumenggung Yudhonegoro yang berhasil menikahi seorang putri. Namun sebelum itu, ia harus menyibak angkara murka yang menutupi kawasan Watulimo.

    “Kalau di Watulimo khususon, karena di cerita itu Raden Tumenggung Yudhonegoro mampu mengawini seorang putri, kemudian harus menyibak angkara itu, karena Watulimo tidak bisa dibuka. Daerah-daerah di sini kemudian diperintahkan 16 orang untuk menjaga kewilayahan oleh Raden Tumenggung Yudhonegoro,” terangnya.

    Enam belas penjaga yang disebut dalam kisah tersebut diyakini menjaga kawasan yang saat ini mencakup 13 pulau yang sedang disengketakan. Nama para penjaga itu sama dengan nama wilayah yang mereka jaga. Berikut daftar 16 penjaga dalam cerita:

    ADVERTISEMENT
    Migunani
    1. Raden Tumenggung Tengahan
    2. Lurah Tengahan
    3. Raden Nganten Tengahan
    4. Raden Nganten Bulu Sulur
    5. Kamituwo Brenggolo
    6. Raden Nganten Mangu
    7. Kanjeng Kyai Babahan
    8. Suropati Ngekel
    9. Boyolangu
    10. Demang Cengkrong
    11. Bayan Ngesrep
    12. So Klopo / Tamengan
    13. So Limo
    14. Patih Guwo Lowo
    15. Mbah Watu Dukun
    16. Bayan Karang Malang

    Suparlan menyatakan, keberadaan nama-nama itu mengindikasikan bahwa 13 pulau yang disengketakan dulunya merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Raden Tumenggung Yudhonegoro, dan dengan demikian, merupakan bagian dari Trenggalek.

    “Dari kebudayaan, terakui oleh nenek moyang kita secara lahir dan batin bahwa wilayah-wilayah tersebut dikuasai oleh penguasa kita sejak dulu. Makanya di sana ada nama-nama pulau itu. Sebenarnya itu nama orang yang ditugaskan sebagai pemangku wilayah di situ. Kalau nama aslinya tidak tersebutkan, tapi nama itu sudah melekat pada wilayahnya,” ujarnya.

    Upacara Larung Sembonyo sendiri diyakini pertama kali dilaksanakan pada masa pemerintahan Demang Tasikmadu dan terus berlangsung secara turun-temurun hingga kini. Bagi masyarakat Watulimo, upacara tersebut menjadi pengingat atas wilayah yang harus dijaga.

    Suparlan juga menyampaikan bahwa Raden Tumenggung Yudhonegoro merupakan penguasa wilayah Parigi, yang kini dikenal sebagai Teluk Prigi. Berdasarkan luasnya wilayah kekuasaan tersebut, Suparlan meyakini bahwa 13 pulau yang disengketakan masuk dalam wilayah Parigi yang secara administratif berada di Kabupaten Trenggalek.

    “Ketika ini sudah diakui bahwa Raden Tumenggung sudah mengakui wilayah yang disebut Parigi, karena Raden Tumenggung ini penguasa Parigi yang notabene wilayah Trenggalek. Wong orang dulu sudah mengakui secara batin, dan saya pikir orang Tulungagung sudah tidak peduli karena turun-temurun sudah diakui masyarakat Prigi. Orang yang beraktivitas di sana itu ya sudah tahu kalau berada di wilayah Trenggalek. Kok sekarang diklaim Tulungagung, itu kan tidak jelas,” pungkasnya.

    Kabar Trenggalek - Sosial

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    BPR Jwalita