KBRT – Berkat perencanaan usaha yang matang, produsen tahu di Trenggalek tidak kebingungan mengelola limbah produksi berupa ampas tahu. Limbah ini dimanfaatkan sebagai tambahan pakan sapi, sehingga tidak terbuang sia-sia dan memberikan manfaat ekonomis.
Imam Abroi (53), produsen tahu asal Desa Sukorame, Kecamatan Gandusari, mengaku sejak awal produksi tahu sudah memanfaatkan ampas tahu sebagai pakan ternak sapinya.
“Di tahun 1984 saya mulai memelihara sapi, lalu dua tahun setelahnya membuka usaha produksi tahu. Sejak itu saya mulai menggunakan ampas tahu sebagai tambahan pakan,” ujar pria yang akrab disapa Pak Bero.
Menurutnya, penggunaan ampas tahu mempercepat proses penggemukan sapi sekaligus menghemat biaya pakan.
“Kalau tidak pakai ampas tahu kira-kira sapi laku Rp 25 juta sampai Rp 27 juta, tapi jika pakai ampas tahu bisa sampai Rp 30 juta lebih,” ungkapnya.
Setiap hari, Bero memproduksi tahu dari 50 kilogram kedelai yang menghasilkan 6 hingga 8 timba besar ampas tahu. Ampas tersebut diberikan setiap sore kepada sapi dewasa miliknya.
“Satu sapi dewasa bisa menghabiskan 3 sampai 4 timba ampas tahu. Sepengalaman saya, tidak ada efek samping. Semakin banyak malah semakin bagus,” jelasnya.
Bero menjelaskan bahwa ia hanya memelihara sapi jantan dan menjualnya saat Hari Raya Iduladha.
“Dari awal saya memang ingin memanfaatkan semua peluang. Syukurlah, usaha ini bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan membiayai kuliah anak saya,” tandasnya.
Saat ini, Bero memelihara tiga ekor sapi jantan yang disiapkan untuk kurban. Ia juga mengaku tidak mengalami kerugian saat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) melanda.
“Kalau hari raya kurban kali ini, saya targetkan salah satu sapi saya bisa laku Rp 29 juta sampai Rp 30 juta,” pungkasnya.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz