KBRT - Jenis jamur konsumsi yang dikembangkan di Indonesia adalah jamur merang, jamur tiram, jamur shiitake, dan jamur kuping. Di dalam menu makanan, jamur lebih diutamakan peranannya sebagai pelengkap dan penyedap makanan.
Konon, orang Indian sudah lama mengenal cara itu dan kriteria yang diambil dari jamur adalah aroma khas dan rasa gurihnya. Oleh karena itu jamur yang kaya dengan kandungan asam glutamat digunakan sebagai penguat rasa natural dalam menu masakan. Sedangkan di Trenggalek sendiri, jamur tiram adalah jamur yang umum dikonsumsi dan mudah untuk didapatkan. Selain segar, jamur tiram dapat dibuat makanan siap saji, seperti crispy, chip, nugget, topping pizza, dan cracker.
Selain itu, juga dimanfaatkan untuk bahan isian berbagai makanan olahan lain, seperti pepes lumpia, dadar atau omelet, sate, dan lain-lain, atau dapat pula dibuat sosis dan bakso. Sedangkan jamur kuping bisa ditemukan pada musim tertentu secara liar maupun dibudidayakan. Jamur ini biasa digunakan untuk pembuatan capcay.
Daftar Isi [Show]
Jenis Jamur dan Khasiatnya
Berikut jenis jamur yang dibudidaya di Indonesia dan khasiatnya dilansir dari buku Jamur Konsumsi Berkhasiat Obat karya Henky Isnawan Hendritomo.
Jamur Tiram atau Hiratake (Pleurotus ostreatus)
Di pasar jamur dunia, produksi jamur tiram atau hiratake menempati sekitar 25% dan sebagian besar dipasok oleh Cina. Jamur tiram menjadi salah satu bahan pangan alternatif untuk pemenuhan gizi karena kandungan protein 27% dan karbohidrat 58% cukup tinggi.
Jamur tiram tidak mengandung kolesterol sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit darah tinggi dan arterosklerosis. Kandungan patinya rendah sehingga bermanfaat untuk penderita diabetes. Kandungan asam folat tinggi dapat mencegah dan menyembuhkan anemia.
Melalui penyuntikan ekstrak jamur tiram, dapat menghambat 75% pertumbuhan tumor sarcoma-180. Sebagai antitumor dan untuk peningkatan sistem kekebalan, kalangan industri tertarik pada produk senyawa bahan yang diekstrak secara langsung dari miselium atau tubuh buah jamur.
Senyawa ini disebut "jamur nutriceuticals", yang berkualitas sebagai obat atau tonik dan mempunyai potensi penting sebagai suplemen diet yang digunakan untuk menjaga tubuh manusia dari serangan berbagai jenis penyakit.
Jamur Kuping
Jamur kuping terdiri dari jamur kuping putih (Tremella fuciformis), jamur kuping hitam (Auricularia polytricha), dan jamur kuping merah (Auricularia auricula-judae). Jenis jamur ini banyak dipakai untuk masakan Cina. Jamur kuping juga dikenal sebagai "jamur lendir". Jamur kuping banyak dimanfaatkan dalam menu makanan untuk pengganti daging, sayuran, dan bahan pengental. Senyawa lendir dipercaya dapat menetralkan racun yang terdapat pada makanan.
Khasiat jamur kuping, antara lain dapat mengencerkan cairan plasma darah atau melancarkan sirkulasi darah, dapat mencegah penyakit wasir, menurunkan kadar kolesterol darah, menyembuhkan anemia, menyembuhkan muntah darah, menyembuhkan keputihan, menghentikan perdarahan, dan meningkatkan stamina tubuh, mencegah radang usus dan radang tenggorokan, serta memusnahkan karsinogen.
Selain itu, jamur kuping juga dapat mengatasi hal-hal yang berhubungan dengan kecantikan, seperti peremajaan kulit, menghilangkan noda hitam, dan menghaluskan kulit. Di mancanegara, jamur kuping putih telah diolah menjadi tablet, kapsul, dan bentuk lainnya.
Jamur Merang ( Volvariella volvaceae)
Jamur merang menempati sekitar 16% dari total produksi jamur dunia. Kandungan antibiotik jamur merang berguna untuk mencegah penyakit anemia, menurunkan darah tinggi, dan mencegah penyakit kanker.
Eritadenin pada jamur merang dikenal sebagai penawar racun. Sebagaimana jamur kancing, kandungan pati, kalori, dan kolesterol pada jamur merang pun rendah sehingga bermanfaat untuk obat pelangsing tubuh dan mencegah penyakit jantung. Kandungan asam folat cukup tinggi yang bermanfaat untuk penyakit anemia. Enzim tripsin yang dihasilkan dapat membantu dalam proses pencernaan. Selain itu, senyawa volvatoksin dan flammutoksin jamur merang berkhasiat untuk memperkuat jantung.
Jamur Shiitake atau Jamur Payung (Lentinula edodes)
Jamur shiitake atau jamur payung paling banyak diproduksi dan dikonsumsi di Jepang, Cina, dan Korea Selatan. Produksi jamur shiitake sekitar 10% dari total produksi jamur dunia. Jamur shiitake mempunyai aktivitas natural killer cell, meningkatkan produksi T-cell, serta antiviral-membantu tubuh melawan berbagai macam kanker, bacteria (tuberkulosis, virus HIV-AIDS, parasit). Jamur shiitake memiliki aktivitas hipokolesterolemik tinggi dan senyawa lentisin atau lentinan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh atau host defence potentiator (HDP) yang merangsang sel-sel penting dalam sistem pertahanan tubuh.
Lentisin kemudian dikenal sebagai antikanker atau antitumor yang menjadi alasan utama tingginya budi daya dan konsumsi jamur shiitake di negara maju. Lentinan memper- lihatkan aktivitas antiviral melawan virus Versicular stomatitis, Encephalitis, Adenovirus, Influenza tipe-A, Herpes, dan Myxovirus.
Dapat pula meningkatkan resistensi terhadap bakteri, cendawan, dan parasit penyebab infeksi, serta pengobatan beberapa kanker (kemampuan antitumor yang dibentuk dari karsinogen senyawa N-nitroso). Kandungan lentinan tertinggi pada jamur shiitake didapatkan pada bagian batang dekat tudung dan bagian tudungnya.
Bagian batang lainnya umumnya merupakan makanan kaya serat yang sangat bermanfaat untuk mencegah kanker usus, juga sebagai penurun gula dan kolesterol darah. Di Jepang, manfaat lentinan sudah diakui secara positif terhadap penghambatan virus HIV-AIDS, meskipun dari beberapa percobaan di lembaga-lembaga kanker Amerika Serikat ada yang belum yakin.
Hasil penelitian lain menyatakan bahwa lentinan bagus karena mempunyai sifat regulasi imunitas, antiviral, serta pengaruh cardiovascular pada binatang dan manusia.
Kabar Trenggalek - Edukasi
Editor:Zamz