KBRT – Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Trenggalek mencatat peningkatan signifikan kasus Tuberkulosis (TBC) sepanjang Januari hingga Mei 2025.
Jumlah kasus TBC di Trenggalek mencapai 325 kasus, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang tercatat sebanyak 278 kasus. Kepala Dinkes P2KB Trenggalek, Sunarto, mengatakan bahwa jumlah ini sudah hampir menyamai separuh total kasus TBC sepanjang tahun 2024 yang mencapai 709 kasus.
“Peningkatan ini bukan hanya kabar buruk. Ini juga menunjukkan skrining dini berjalan lebih baik, sehingga kasus bisa ditemukan lebih cepat dan penularan bisa ditekan,” jelas Sunarto.
Sunarto menyebut bahwa seluruh laporan kasus telah tercatat dalam Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) milik Kementerian Kesehatan. Ia menjelaskan, pihaknya terus menggencarkan skrining aktif melalui puskesmas maupun kegiatan berbasis komunitas sebagai upaya untuk menekan penularan dan mempercepat penanganan.
“Pasien TBC wajib menjalani pengobatan di fasilitas kesehatan terdekat,” tegasnya.
Meski begitu, Sunarto mengakui bahwa tantangan terbesar saat ini adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap gejala TBC. Ia mengimbau warga agar segera memeriksakan diri jika mengalami gejala seperti batuk berkepanjangan, demam, kelelahan, atau penurunan berat badan.
“Semakin cepat diketahui, semakin besar peluang untuk sembuh total,” tandas Sunarto.
Kabar Trenggalek - Kesehatan
Editor:Zamz