KBRT – Permintaan bunga kanthil di kios bunga sekaran wilayah Trenggalek melonjak drastis menjelang pergantian tahun Jawa dan Hijriah, tepatnya sehari sebelum masuknya bulan Suro atau Muharam. Lonjakan ini mencapai lebih dari dua kali lipat dari hari biasa.
Kenaikan permintaan tersebut bukan untuk kebutuhan ziarah seperti biasanya, melainkan sebagai perlengkapan berbagai ritual yang digelar dalam rangka menyambut awal bulan Suro.
“Di hari biasa 50 bunga kanthil jarang habis, tapi sehari sebelum tanggal 1 Suro sudah bisa habis 100 bunga kanthil lebih,” ujar Mujiatin (70), pedagang bunga sekaran Gondo Arum di Dusun Sosutan, Kelurahan Ngantru, Kabupaten Trenggalek.
Mujiatin menjual bunga kanthil seharga Rp 1.500 per bunga dan memastikan tidak ada kenaikan harga meskipun permintaan meningkat tajam. Ia mengungkapkan, fenomena ini terjadi setiap tahun saat memasuki bulan Suro.
“Bunga kanthil dan mawar itu jualnya per biji, beda dengan bunga lain seperti kenanga yang hitungannya per kilogram,” terangnya.
Mujiatin juga menjelaskan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Jika dulu pembeli lebih banyak mencari bunga setaman atau kembang tujuh rupa, kini mereka lebih memilih membeli bunga telon karena lebih sederhana.
Bunga telon biasanya terdiri dari satu bunga kanthil, satu mawar, dan sedikit bunga kenanga. Sedangkan bunga setaman berisi beragam jenis seperti kanthil, mawar merah, kenanga, sidoluhur, pacar banyu, dan bunga kertasan.
“Bunga kanthil itu tidak boleh dibuat nyekar. Kegunaannya untuk ritual seperti mengurus pusaka, mandi bunga, atau pengesahan anak-anak silat,” jelasnya.
Selain bunga, Mujiatin juga menjual dupa, wewangian, dan perlengkapan ritual lainnya. Namun, permintaan barang-barang tersebut cenderung stabil karena hanya dibeli oleh pelanggan tetap yang memang rutin melakukan ritual setiap tahun.
Ia juga masih menerima pesanan cok bakal selama bulan Suro. Namun, bukan untuk acara pernikahan, melainkan sebagai bagian dari upacara selamatan atau tolak bala.
“Di bulan Suro itu juga ada yang rutin bikin selamatan pakai cok bakal, tapi ya sedikit, tidak seperti kembang telon yang ramai,” tandasnya.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz