Resesi dan inflasi yang terjadi dalam skala global akan berdampak pada seluruh lapisan masyarakatnya, tanpa terkecuali mahasiswa. Bahkan, mahasiswa juga akan merasakan dampak dari resesi tersebut secara langsung.
Beberapa contohnya adalah kenaikan harga seperti pada makanan dan biaya transportasi ke kampus. Di mana, kedua hal ini menjadi salah dua kebutuhan pokok mahasiswa.
Untuk mengantisipasi ancaman resesi ini, mahasiswa perlu menerapkan perilaku atau manajemen keuangan dengan baik. Sehingga, keuangan mahasiswa jauh lebih stabil, terkontrol, dan mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar mahasiswa.
Keberhasilan dari penerapan manajemen keuangan bagi mahasiswa ditekankan terhadap bagaimana kemampuan individu dalam melakukan kontrol, termasuk mengontrol diri untuk tidak membelanjakan uang dengan berlebihan dan hanya untuk kebutuhan penting.
Secara sederhana manajemen keuangan bagi mahasiswa adalah dengan menggunakan uang secukupnya sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, meski terlihat sederhana dalam praktiknya cukup menyulitkan, karena menyangkut kemampuan mengontrol diri.
Untuk itu, ada tips yang diberikan Lussia Mariesti Andriany (Lecturer of Management at Institut ASIA, Malang, Institut ASIA) dalam artikel di The Conversation. Dengan tips ini, semoga kamu mendapat gambaran tentang praktik manajemen keuangan untuk menghadapi resesi dan inflasi.
Manajemen Keuangan Bagi Mahasiswa untuk Menghadapi Resesi
1. Memproyeksikan Penggunaan Uang
Tips yang pertama adalah memproyeksikan penggunaan uang dalam waktu ke depan. Dalam hal ini, cakupan waktunya yang paling mudah adalah dalam bulan kemudian minggu.
Ibaratnya begini, selama satu bulan ke depan uang yang kamu miliki akan digunakan sebagai apa saja. Setelah itu kamu rinci dalam satuan mingguan. Sehingga, kamu akan lebih punya gambaran penggunaan uang untuk beberapa waktu ke depan.
Akan lebih baik jika kamu melakukan pencatatan keuangan setiap kali melakukan transaksi. Ada aplikasi di smartphone yang mempermudah kamu dalam melakukan pencatatan keuangan.
Dengan memproyeksikan penggunaan uang ini, diharapkan dapat mengontrol keuangan. Entah yang bersumber dari orang tua, beasiswa, atau hasil kerja sendiri. Sehingga uang kamu miliki lebih bermanfaat.
2. Membedakan Keinginan dan Kebutuhan
Ketika kamu hendak membeli sesuatu, sebaiknya kamu membedakan apakah sesuatu yang akan kamu beli itu keinginan atau memang kebutuhan.
Semisal saat kamu hendak membeli smartphone baru, kamu harus memikirkan apakah smartphone itu menjadi kebutuhanmu atau hanya sekedar untuk memenuhi kepuasan diri dengan memiliki smartphone baru. Hal ini bukan berarti tidak boleh membelanjakan uang untuk menyenangkan diri.
Barangkali, kamu bisa membelanjakan uangmu untuk kesenangan pribadi dalam suatu waktu. Namun, tetap sesuai batas dan tidak berlebihan. Serta, tetap perhatikan proyeksi pengeluaran keuanganmu dan gunakan ini sebagai patokan saat hendak membelanjakan uang.
3. Manfaatkan Promosi
Saat hendak membeli barang atau menggunakan jasa orang lain, kamu bisa memanfaatkan promosi yang diberikan. Seperti promosi harga makanan, ongkos kirim ojek online, jasa taksi online, dan lain-lain.
Hal seperti ini hampir mudah kita jumpai, terutama pada platform marketplace online hal ini menjadi hal yang wajar.
Meski sedang ada promosi, kamu harus menggunakannya dengan bijak. Belanjakan uang kamu pada hal-hal yang memang berguna, hindari asal lihat promosi langsung belanja.
Pada awalnya, mungkin, kamu akan melihat jika promosi yang diberikan nominalnya kecil. Akan tetapi, dalam jangka panjang manfaat yang kamu dapatkan dari promosi begitu terasa.
Tinggalkan Komentar