Keutamaan Bulan Rajab yang Merupakan Salah Satu Bulan Haram

Keutamaan bulan rajab bulan yang haram/Foto: Pixabay

Bulan rajab merupakan salah satu bulan dalam kalender hijriyah yang diagungkan dan dimuliakan. 

Pada bulan rajab umat Islam dianjurkan untuk menunaikan amal kebaikan dan menebar benih-benih pahala. Karena keutamaan bulan rajab sebagai salah satu dari empat bulan yang haram (suci).

Advertisement - Swipe ke atas untuk lanjutkan membaca

Sebagai bulan haram, umat islam dianjurkan untuk beribadah dengan khusyuk untuk mencari ridho Allah SWT. Serta meninggalkan segala bentuk kemaksiatan yang dapat menodai bulan rajab.

Bulan Rajab sendiri jatuh setelah bulan Jumadil Akhir dan sebelum bulan syaban. Dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala berfirman

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Advertisement - Swipe ke atas untuk lanjutkan membaca

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)

Melansir dari laman muslim.or.id (https://muslim.or.id/14053-keutamaan-bulan-rajab.html), Ibnu Rajab mengatakan, ”Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar di orbitnya. Allah pun menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari dan juga rembulan. Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas bulan sesuai dengan munculnya hilal. Satu tahun dalam syariat Islam dihitung berdasarkan perputaran dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan perputaran matahari sebagaimana yang dilakukan oleh Ahli Kitab.” (Latho-if Al Ma’arif, 202)

Abu Baqarah meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah SAW yang berbunyi:

Advertisement - Swipe ke atas untuk lanjutkan membaca

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya, “setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679). Jadi, empat bulan suci tersebut adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab,”

Doa Rasulullah SAW saat menyambut bulan rajab

Advertisement - Swipe ke atas untuk lanjutkan membaca

Rasulullah senantiasa memberikan contoh amal kebaikan bagi umatnya, termasuk do’a saat menyambut bulan rajab.

Saat memasuki bulan rajab, Rasulullah mengucapkan doa: 

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Advertisement - Swipe ke atas untuk lanjutkan membaca

Allâhumma bârik lanâ fî rajaba wasya‘bâna waballighnâ ramadlânâ

“Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”

Advertisement - Swipe ke atas untuk lanjutkan membaca

Artikel terkait