• Panggul
  • Munjungan
  • Pule
  • Dongko
  • Tugu
  • Karangan
  • Kampak
  • Watulimo
  • Bendungan
  • Gandusari
  • Pogalan
  • Durenan
  • Suruh
Rabu, 22 Maret, 2023
Kabar Trenggalek
Tidak ada hasil..
Lihat seluruh hasil
  • News
    • Politik
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Nasional
    • Lingkungan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Sosial
    • Teknologi
    • Wisata
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
  • Mata Rakyat
  • Feature
  • Opini
  • Trenggalekpedia
  • Kirim OpiniHot
Kabar Trenggalek
  • News
    • Politik
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Nasional
    • Lingkungan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Sosial
    • Teknologi
    • Wisata
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
  • Mata Rakyat
  • Feature
  • Opini
  • Trenggalekpedia
  • Kirim OpiniHot
Tidak ada hasil..
Lihat seluruh hasil
Kabar Trenggalek
Tidak ada hasil..
Lihat seluruh hasil
  • Panggul
  • Munjungan
  • Pule
  • Dongko
  • Tugu
  • Karangan
  • Kampak
  • Watulimo
  • Bendungan
  • Gandusari
  • Pogalan
  • Durenan
  • Suruh
Beranda Edukasi

Mengenal Hooded Pitohui, Burung Beracun Pertama di Dunia Asal Papua

Bayu Setiawan Bayu Setiawan
16:30 24 Agu 2022
Hooded Pitohui, Burung Beracun Asal Papua

Hooded Pitohui, Burung Beracun Asal Papua/Foto: eBird

51
Dibagikan

Kabar Trenggalek – Mendengar ada burung dengan harga mahal sudah biasa, tapi ternyata ada juga burung beracun di dunia. Salah satu burung beracun dunia dan jadi satu-satunya adalah Hooded Pitohui yang berasal dari Papua.

Hooded Pitohui adalah Burung kecil endemik yang berasa dari Papua Nugini. Burung ini dikonfirmasi secara ilmiah sebagai burung beracun pertama dan satu-satunya di dunia.

Orang-orang di Papua Nugini sudah mengetahui fakta tersebut, dan sudah sejak lama sepakat untuk menjaga jarak dari burung beracun itu.

Walaupun orang-orang di Papua sudah mengetahui sejak lama, kalau burung Hooded Pitohui beracun, tapi negara-negara barat baru mengetahui kalai burung Hooded Pitohui beracun pada tahun 1990, melalui penelitian ahli burung bernama Jack Dumbacher di pulau Pasifik.

Saat melakukan penelitian itu, Jack memasang sebuah jebakan di antara pepohonan untuk menangkap burung Cendrawasih, namun yang tertangkap justru Hooded Pitohui.

RekomendasiUntukmu

Ternak Burung Murai Batu Sangat Menggiurkan, Berikut Tips-Tipsnya

Kontes Burung Terminal Colt Trenggalek, Majikan Tak Kalah Gacor Dibanding Gaconya

Saat ia mencoba mengeluarkan burung tersebut dari dalam jebakan, burung Hooded Pitohui menggaruk dan menggigit jarinya, lalu ia pun refleks mengemut tangannya untuk meredakan rasa sakit.

Setelah beberapa detik setelah digigit, Jack merasakan bibir dan lidahnya mati rasa. Kemudian ia juga merasakan pada bagian yang di gigit oleh burung itu terasa seperti terbakar selama berjam-jam.

Jack yang cukup tanggap menyadari hal itu disebabkan oleh racun dari burung itu, segera mengambil bulu pitohui lalu ia masukkan kedalam mulut sebagai penawar.

Setelah memasukkan bulu burung itu kedalam mulutnya, mati rasa dan rasa sakit yang aia alami segera menghilang.

Pada tahun yang sama, saat para ilmuwan tengah menyiapkan banyak bangkai Hooded Pitohui untuk pameran, mereka juga hal serupa yakni mati rasa dan ‘seperti’ terbakar massal.

Penduduk papua menyebut burung beracun ini dengan sebutan “burung sampah” lantaran mengeluarkan bau busuk ketika dimasak.

Burung ini hanya dikonsumsi sebagai pilihan terakhir ketika tak ada lagi sumber makanan lain yang tersedia.

Perlu diketahui, mengapa burung ini beracun?

Hooded Pitohui memiliki senyawa bernama batrachotoxins (BTXs) yang diidentifikasi sebagai racun yang juga dimiliki oleh katak panah beracun di Kolombia.

Batrachotoxins (BTXs) adalah alkaloid steroid neurotoksik yang dapat menyebabkan gangguan aliran ion natrium melalui saluran saraf dan membran otot.

Itulah mengapa racun ini memberi efek mati rasa, rasa seperti terbakar dalam konsentrasi rendah, dan kelumpuhan. Jika konsentrasi racun ini tinggi dapat mengakibatkan serangan jantung hingga mengalami kematian.

Burung beracun Hooded Pitohui diketahui menyimpan racun bukan hanya di kulit dan bulu mereka, melainkan juga di tulang dan organ internalnya.

Tags: BurungBurung BeracunHooded Pitohui

Berita Terkait

Sunarto, Pelaksana tugas (Plt) Dinkes Trenggalek/Foto: Kabar Trenggalek

Tips Puasa Sehat Ala Dinkes Trenggalek: Cegah Bau Mulut Tak Sedap

18:38 22 Mar 2023
Perempuan muslim sedang membaca doa/Foto: Thridman (Pexels)

Bacaan Niat Puasa Ramadan Lengkap Bahasa Arab, Latin, Arti, dan Tata Caranya

18:17 22 Mar 2023
Umat muslim sedang membaca doa ziarah kubur menjelang bulan puasa ramadan/Foto: NU

Anjuran dan Cara Melafazkan Doa Ziarah Kubur, Muslim Harus Tahu

15:31 22 Mar 2023
Surat Izin Mengemudi (SIM)/Foto: Kabar Trenggalek

Cara Membuat SIM 2023, Lengkap Syarat dan Biayanya

17:52 17 Mar 2023
Ilustrasi pemandangan langit malam di Trenggalek jika serentak mematikan lampu/Foto: Pexels @Yuting Gao

Pemandangan Menakjubkan di Langit Malam Trenggalek Jika Serentak Mematikan Lampu

11:30 13 Mar 2023
Manfaat kluwak bagi kesehatan tubuh/Foto: Tokopedia

Tak Hanya Membuat Masakan Lezat, Manfaat Kluwek Bagi Kesehatan Ternyata Banyak

22:00 10 Mar 2023

Berita Populer

Jadwal Pemadaman Listrik Pacitan Selama 7 Jam

Aini Mawadah
21:28 20 Mar 2023
Petugas PLN sedang memperbaiki jaringan listrik/Foto: PLN
Mataraman

Perusahaan Listrik Negara (PLN), Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Pacitan akan melakukan pemadaman listrik lagi. PLN Pacitan memadamkan listrik pada...

Baca selanjutnya

Berita Baru

Bupati Trenggalek, Mas Ipin, saat mendapatkan penghargaan dari Ombudsman/Foto: Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) for Kabar Trenggalek

Patuh Pelayanan Publik 2022, Trenggalek Sandang Penghargaan dari Ombudsman

13:30 22 Mar 2023
Tarian dalam Upacara Melasti, menyambut Hari Raya Nyepi di Bali/Foto: @ericprima_26 (Instagram)

6 Fakta Unik Perayaan Nyepi di Bali, Sudah Tahu?

12:22 22 Mar 2023
Durian khas Desa Wisata Duren Sari Trenggalek/Foto: Jadesta

Desa Wisata Duren Sari Trenggalek Masuk 75 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023

11:49 22 Mar 2023
Kabar Trenggalek

© 2023 Kabartrenggalek.com

Menu Penting

  • Redaksi Kabar Trenggalek
  • Tentang
  • Privacy Policy
  • Ketentuan Layanan
  • Hak Jawab
  • Media Siber
  • Kontak

Ikuti Kami

  • News
    • Politik
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Nasional
    • Lingkungan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Sosial
    • Teknologi
    • Wisata
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
  • Mata Rakyat
  • Feature
  • Opini
  • Trenggalekpedia
  • Kirim Opini

© 2023 Kabartrenggalek.com