• Panggul
  • Munjungan
  • Pule
  • Dongko
  • Tugu
  • Karangan
  • Kampak
  • Watulimo
  • Bendungan
  • Gandusari
  • Pogalan
  • Durenan
  • Suruh
Jumat, 2 Juni, 2023
Kabar Trenggalek
Tidak ada hasil..
Lihat seluruh hasil
  • News
    • Politik
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Nasional
    • Lingkungan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Sosial
    • Teknologi
    • Wisata
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
  • Mata Rakyat
  • Feature
  • Opini
  • Trenggalekpedia
  • Pemilu 2024Hot
Kabar Trenggalek
  • News
    • Politik
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Nasional
    • Lingkungan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Sosial
    • Teknologi
    • Wisata
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
  • Mata Rakyat
  • Feature
  • Opini
  • Trenggalekpedia
  • Pemilu 2024Hot
Tidak ada hasil..
Lihat seluruh hasil
Kabar Trenggalek
Tidak ada hasil..
Lihat seluruh hasil
Beranda News Sosial

Cerita Menarik di Balik Terciptanya Lagu Indonesia Raya

Wahyu AO Wahyu AO
18:00 8 Agu 2022
Foto Kongres Pemuda II

Foto Kongres Pemuda II/Foto: Arsip Nasional

Kabar Trenggalek – Lagu Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Indonesia yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman pada tahun 1924.

Lagu Indonesia Raya diperkenalkan pada khayalak umum pada saat Kongres Pemuda II di Batavia (sekarang Jakarta) pada tanggal 28 Oktober 1928.

Adv Salon Azr Adv Salon Azr
IKLAN

Lagu Indonesia Raya juga disebarluaskan melalui koran yang berbahasa Tionghoa, Sin Po edisi 10 pada bulan November 1928.

Naskah lagu Indonesia Raya pada koran tersebut ditulis oleh WR Supratman dengan Tangga Nada C (natural) dan dengan catatan Djangan Terlaloe Tjepat (Jangan Terlalu Cepat).

Selain itu, naskah yang ditulis langsung oleh WR Supratman pada Tangga Nada G (sesuai kemampuan umum orang menyanyi pada rentang a – e) dan dengan irama Marcia, Jos Cleber (1950) menuliskan dengan irama Maestoso con bravura (kecepatan metronome 104).

RekomendasiUntukmu

Sejarah Terbentuknya DPR RI Lengkap, Bermula dari Sidang Komite Nasional Indonesia Pusat

Sejarah dan Asal Usul Nama Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Rekaman asli pertamanya lagu Indonesia Raya dimiliki oleh pengusaha Yo Kim Tjan (1928).

Setelah dikumandangkan dan diperkenalkan pada khalayak umum, Pemerintah Hindia-Belanda segera melarang penyebutan sebagai lagu kebangsaan.

Namun, pada saat itu para pemuda tetap tidak gentar. Mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan “Mulia, Mulia!” pada refrein, bukan “Merdeka, Merdeka!”.

Selanjutnya, lagu Indonesia Raya di nyanyikan sebagai lagu kebangsaan setelah merdeka.

Mengalami Beberapa Perubahan

Lagu Indonesia Raya telah mengalami beberapa perubahan lirik. Perubahan ini dikarenakan kondisi Indonesia itu sendiri. Dimana, sebelumnya pada saat masih berbentuk Hindia-Belanda.

Indonesia Raya pada refrainnya menyebut kata “Mulia, Mulia!”. Lalu, setelah kemerdekaan Indonesia Raya pada refreinnya menyebut kata “Merdeka, Merdeka!”.

Adapun untuk perubahan lirik yang telah Kabar Trenggalek rangkum sebagai berikut:

Lirik Asli (1928)

INDONESIA RAJA

 

I

Indonesia, tanah airkoe,

Tanah toempah darahkoe,

Disanalah akoe berdiri,

Mendjaga Pandoe Iboekoe.

 

Indonesia kebangsaankoe,

Kebangsaan tanah airkoe,

Marilah kita berseroe:

“Indonesia Bersatoe”.

 

Hidoeplah tanahkoe,

Hidoeplah neg’rikoe,

Bangsakoe, djiwakoe, semoea,

Bangoenlah rajatnja,

Bangoenlah badannja,

Oentoek Indonesia Raja.

 

II

Indonesia, tanah jang moelia,

Tanah kita jang kaja,

Disanalah akoe hidoep,

Oentoek s’lama-lamanja.

 

Indonesia, tanah poesaka,

Poesaka kita semoea,

Marilah kita mendoa:

“Indonesia Bahagia”.

 

Soeboerlah tanahnja,

Soeboerlah djiwanja,

Bangsanja, rajatnja, semoeanja,

Sedarlah hatinja,

Sedarlah boedinja,

Oentoek Indonesia Raja.

 

III

Indonesia, tanah jang soetji,

Bagi kita disini,

Disanalah kita berdiri,

Mendjaga Iboe sedjati.

 

Indonesia, tanah berseri,

Tanah jang terkoetjintai,

Marilah kita berdjandji:

“Indonesia Bersatoe”

 

S’lamatlah rajatnja,

S’lamatlah poet’ranja,

Poelaoenja, laoetnja, semoea,

Madjoelah neg’rinja,

Madjoelah Pandoenja,

Oentoek Indonesia Raja.

 

Refrain

Indones’, Indones’,

Moelia, Moelia,

Tanahkoe, neg’rikoe jang koetjinta.

Indones’, Indones’,

Moelia, Moelia,

Hidoeplah Indonesia Raja.

 

Lirik Resmi (1958)

INDONESIA RAJA

(sudah digunakan sejak 1945 atau lebih awal)

 

I

Indonesia tanah airku,

Tanah tumpah darahku,

Disanalah aku berdiri,

Djadi pandu ibuku.

 

Indonesia kebangsaanku,

Bangsa dan tanah airku,

Marilah kita berseru,

Indonesia bersatu.

 

Hiduplah tanahku,

Hiduplah neg’riku,

Bangsaku, Rajatku, sem’wanja,

Bangunlah djiwanja,

Bangunlah badannja,

Untuk Indonesia Raja.

 

II

Indonesia, tanah jang mulia,

Tanah kita jang kaja,

Disanalah aku berdiri,

Untuk s’lama-lamanja.

 

Indonesia, tanah pusaka,

P’saka kita semuanja,

Marilah kita mendoa,

Indonesia bahagia.

 

Suburlah tanahnja,

Suburlah djiwanja,

Bangsanja, Rajatnja, sem’wanja,

Sadarlah hatinja,

Sadarlah budinja,

Untuk Indonesia Raja.

 

III

Indonesia, tanah jang sutji,

Tanah kita jang sakti,

Disanalah aku berdiri,

Ndjaga ibu sedjati.

 

Indonesia, tanah berseri,

Tanah jang aku sajangi,

Marilah kita berdjandji,

Indonesia abadi.

 

S’lamatlah rakjatnja,

S’lamatlah putranja,

Pulaunja, lautnja, sem’wanja,

Madjulah Neg’rinja,

Madjulah pandunja,

Untuk Indonesia Raja.

 

Refrain

Indonesia Raja,

Merdeka, merdeka,

Tanahku, neg’riku jang kutjinta!

Indonesia Raja,

Merdeka, merdeka,

Hiduplah Indonesia Raja.

Peraturan Penggunaan Lagu

Lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan penggunaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 1958 dan Undang-Undang Nomor: 24 tahun 2009 Tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan.

Namun kewajiban untuk memperdengarkan lagu kebangsaan tersebut hanya berlaku untuk Daerah Istimewa Yogyakarta. Di mana seluruh warga diwajibkan untuk mendengarkan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” untuk menghormati jasa pahlawan pada jam 10:00 WIB sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 29/SE/V/2021

Lagu kebangsaan tersebut disiarkan dua kali di seluruh jaringan TV dan radio di seluruh DI Yogyakarta. Lalu, lagu kebangsaan didengarkan pada saat upacara bendera di seluruh ruang publik DIY seperti tempat kerja, sekolah dan fasilitas umum.

Yang dimaksud dengan ”berdiri tegak dengan sikap hormat” pada waktu lagu kebangsaan diperdengarkan/dinyanyikan adalah berdiri tegak di tempat masing-masing dengan sikap sempurna, meluruskan lengan ke bawah, mengepalkan telapak tangan, dan ibu jari menghadap ke depan merapat pada paha disertai pandangan lurus ke depan.

Mereka yang berpakaian seragam dari sesuatu organisasi, memberi hormat dengan cara yang telah ditetapkan untuk organisasi itu.

Fungsi Lagu “Indonesia Raya”

  1. Untuk menghormati Presiden dan/atau Wakil Presiden Republik Indonesia
  2. Untuk menghormati Bendera Negara pada waktu pengibaran atau penurunan Bendera Negara yang diadakan dalam upacara;
  3. Dalam acara resmi yang diselenggarakan oleh pemerintah;
  4. Dalam acara pembukaan sidang paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Dewan Perwakilan Daerah;
  5. Untuk menghormati kepala negara atau kepala pemerintahan negara sahabat dalam kunjungan resmi;
  6. Dalam acara atau kegiatan olahraga internasional; dan
  7. Dalam acara ataupun kompetisi ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni internasional yang diselenggarakan di Indonesia.

Lagu kebangsaan juga dapat diperdengarkan/dinyanyikan untuk keperluan lain selain yang disebut di atas. Diantaranya yaitu untuk mengekspresikan rasa kebangsaan, patriotisme, dan/atau nasionalisme.

Lagu kebangsaan juga dapat diperdengarkan/dinyanyikan saat memulai acara yang diadakan oleh organisasi masyarakat, lembaga pendidikan, partai politik, dan/atau instansi/yayasan/kelompok masyarakat lainya.

Yang dimaksud dengan “acara” yaitu seperti Wisuda, kompetisi ilmu pengetahuan, debat, rapat, acara peresmian, dan pada saat memulai acara atau kegiatan lainya yang secara signifikan lokasinya/situasinya layak untuk diperdengarkan/dinyanyikan lagu kebangsaan tersebut.

LARANGAN

Dilarang:

  1. Mengubah Lagu Kebangsaan dengan nada, irama, kata-kata, dan gubahan lain dengan maksud untuk menghina atau merendahkan kehormatan Lagu Kebangsaan;
  2. Memperdengarkan, menyanyikan, ataupun menyebarluaskan hasil ubahan Lagu Kebangsaan dengan maksud untuk tujuan komersial; atau
  3. Menggunakan Lagu Kebangsaan untuk iklan dengan maksud untuk tujuan komersial.
Reporter: Beni Kusuma
Editor: Wahyu AO
Tags: Hari Kemerdekaan Republik IndonesiaKemerdekaan IndonesiaSejarah
dibagikan2SendTweet1dibagikanPin

Berita Terkait

Baladewa

Memiliki Kesaktian Luar Biasa, Baladewa Disingkirkan dari Perang Bharatayudha

18:31 30 Mei 2023
Pembahasan tentang varian baru KrisMuha Kristen Muhammadiyah/Foto: @Abe_Mukti (Twitter)

Ada Varian Baru KrisMuha Kristen Muhammadiyah, Kok Bisa?

20:15 29 Mei 2023
Kongres Nasional Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) ke-17/Foto: Beni Kusuma (Kabar Trenggalek)

Kemeriahan Kongres Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia ke-17, Peserta Membeludak

11:03 25 Mei 2023
Jamaah Haji Trenggalek urus administrasi keberangkatan/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)

Berangkat 6 Juni, Puluhan Jamaah Haji Trenggalek Belum Lunasi BPIH

8:00 25 Mei 2023
Diskomidag Trenggalek latih emak-emak UMKM mengolah susu/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)

Gali Potensi Lokal, Diskomidag Trenggalek Latih Emak-Emak Olah Susu Jadi Makanan Kekinian

17:45 24 Mei 2023
Mahasiswa KKN UIN Tulungagung ngonten bareng pelaku usaha di Trenggalek/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)

Mengabdi di Desa Trenggalek, Mahasiswa Ajak Ngonten Bareng Pelaku Usaha

16:30 23 Mei 2023

Berita Populer

Otak Atik Jabatan Ala Mas Bupati Trenggalek, 7 Pejabat Jadi Kepala Dinas

Raden Zamz
17:35 31 Mei 2023
Bupati Trenggalek melantik para pejabat/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)
Politik

Pertengah tahun hampir mengakhiri, kursi kosong kepala dinas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek, kini mulai terisi. Karena Bupati Trenggalek resmi lantik...

Baca selanjutnya

Berita Baru

Bunda Novita bahas stunting di peringatan Hari Lahir Pancasila/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)

Bahas Stunting, Peringatan Hari Lahir Pancasila di Trenggalek Ala Bunda Novita

18:12 2 Jun 2023
Ilustrasi. Gaji kepala desa terbaru/Foto: Istimewa

Minat Jadi Kepala Desa? Cek Besaran Gaji Kepala Desa Terbaru: Setara dengan ASN

16:00 2 Jun 2023
Gedung DPR RI/Foto: Istimewa

Sejarah Terbentuknya DPR RI Lengkap, Bermula dari Sidang Komite Nasional Indonesia Pusat

15:00 2 Jun 2023
Kabar Trenggalek

© 2023 Kabartrenggalek.com

Menu Penting

  • Redaksi Kabar Trenggalek
  • Tentang
  • Privacy Policy
  • Ketentuan Layanan
  • Hak Jawab
  • Media Siber
  • Kontak

Ikuti Kami

  • News
    • Politik
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Nasional
    • Lingkungan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Sosial
    • Teknologi
    • Wisata
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
  • Mata Rakyat
  • Feature
  • Opini
  • Trenggalekpedia
  • Pemilu 2024

© 2023 Kabartrenggalek.com