Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Cara Belajar Murid di Era Disruptif: Learning Style, Teknologi, dan Time Blocking

  • 17 Apr 2025 19:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Hadirnya teknologi dalam kehidupan manusia modern seperti sekarang ini telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Murid dihadapkan pada tantangan baru dalam belajar.

    Teknologi dan perubahan sosial telah mengubah cara mereka mengakses informasi, berinteraksi, dan memproses pengetahuan. Situasi dunia tidak lagi terbatas 

    oleh batas-batas negara dan zona waktu karena kemajuan teknologi. Dalam pandangan ini, perkembangan teknologi telah menghapuskan hambatan geografis dan waktu yang dulu membatasi interaksi dan akses informasi.

    Hal itu akan membuka peluang seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, atau bahkan malah memunculkan tantangan baru bagi murid dalam pembelajarannya.

    Disrupsi bisa didefinisikan sebagai inovasi yang muncul secara tiba-tiba dan dapat mengganggu serta menggantikan sistem lama, karena sifatnya yang lebih mudah dijalankan dan praktis. Disrupsi juga memainkan peran penting dalam penggunaan teknologi.

    Hampir seluruh inovasi disrupsi ini menggunakan kecanggihan teknologi dalam mengaplikasikannya. Disrupsi mengambil alih media penyebaran konvensional yang bersifat fisik (seperti cetakan) dengan menggunakan teknologi digital yang menciptakan sesuatu yang sepenuhnya baru dan lebih efektif serta lebih bernilai.

    Kata kunci untuk dapat bertahan dari disrupsi adalah improvisasi untuk bersandar. Improvisasi ini antara lain dengan membuka pola pikir bahwa disrupsi adalah sebuah keniscayaan. Alasannya, eksistensi manusia yang terus mengalami perubahan tanpa bisa dihentikan senantiasa memerlukan hal baru, sehingga segala sesuatu yang lama niscaya akan terdisrupsi oleh hal-hal baru.

    Dulu murid mengandalkan buku dan perpustakaan sebagai sumber utama pembelajaran. Namun, sekarang, murid memiliki kemudahan dalam mencari sumber belajar melalui internet, yang menyediakan akses lebih luas dan beragam terhadap informasi dan materi pembelajaran.

    Kemajuan teknologi telah mengubah cara murid memperoleh pengetahuan, yang memungkinkan mereka belajar secara lebih dinamis dan interaktif. Karena itu, penting bagi murid untuk mengembangkan strategi belajar yang tepat agar tetap relevan dan sukses dalam menghadapi perubahan ini. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan murid saat melakukan pembelajaran di era digital yang sedang dihadapi dilansir dari buku Pembelajaran Abad XXI karya Muhammad Syarif Bando.

    Memahami Gaya Belajar (learning style)

    Setiap murid memiliki gaya belajar yang berbeda. Gaya belajar murid merujuk pada cara individu memproses, memahami, dan mengingat informasi yang diterima.

    Gaya belajar adalah preferensi individu dalam mengolah pengalaman atau informasi yang dimaknai sebagai pola konsisten seseorang dalam membentuk pengetahuan, yang mencakup dorongan kreativitas dalam empat model pembelajaran yang berpengaruh pada pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang muncul dari proses belajar atau pengalaman.

    Setiap murid memiliki preferensi yang unik dalam hal bagaimana mereka lebih suka belajar dan berinteraksi dengan materi pelajaran. Ada beberapa gaya belajar umum, seperti visual, yakni menekankan penglihatan; auditori, yang menekankan pendengaran; dan kinestetik, yang menekankan penyentuhan.

    Dalam era disruptif, dengan tersedianya beragam sumber belajar dari video pembelajaran, teks digital, hingga platform pembelajaran interaktif—murid dapat memanfaatkan teknologi untuk menemukan gaya belajar yang paling cocok bagi mereka dan memilih sumber belajar yang sesuai.

    Mengembangkan Keterampilan Teknologi dan Literasi

    Disrupsi dalam pendidikan merujuk pada perubahan mendalam dalam metode, alat, dan paradigma pembelajaran yang diberikan teknologi digital. Tentu literasi bukanlah sekadar keterampilan membaca dan menulis.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Literasi dapat diartikan sebagai kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan tertentu yang dapat diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas untuk memproduksi barang dan jasa yang berkualitas tinggi serta dapat dipakai untuk memenangi persaingan global.

    Kuncinya ada pada pengetahuan yang mendalam, yang diperoleh dari segenap upaya, untuk kemudian dimanfaatkan dengan inovasi dan kreativitas, sehingga dapat mewujud menjadi sebuah barang atau jasa yang berkualitas tinggi serta berdaya saing global. 

    Literasi mencakup semua aspek kehidupan, tidak terbatas pada pendidikan, dan berdampak pula pada kedaulatan sebuah bangsa. Dalam konteks ini, literasi digital menjadi kunci penting.

    Literasi digital mengacu pada kemampuan individu untuk mengakses, mengevaluasi, memahami, menggunakan, serta berpartisipasi dalam informasi dan sumber daya digital dengan cara yang efektif.

    Hal itu mencakup kemampuan mengidentifikasi informasi yang akurat, sikap kritis dalam memahami konten daring, serta kemampuan menggunakan alat-alat digital untuk tujuan pembelajaran dan komunikasi. 

    Di tengah perubahan ini, literasi digital memiliki peran sentral. Murid harus dilengkapi dengan keterampilan literasi digital yang kuat agar mampu memilah informasi yang valid, menghindari penyebaran informasi palsu, serta mampu memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran yang lebih baik. 

    Kemampuan ini tidak hanya penting untuk mencari informasi, tapi juga untuk mengembangkan pola pikir kritis, pemecahan masalah, dan kolaborasi.

    Mengelola Waktu dengan Bijak

    Ini merupakan keterampilan yang makin penting dalam era modern, terutama dengan perkembangan teknologi yang terus berlangsung. Di tengah hadirnya gangguan dari perangkat digital, murid harus belajar mengontrol penggunaan teknologi mereka agar tidak mengganggu efektivitas proses belajar. 

    Kemampuan mengelola waktu dengan baik membantu murid tetap berfokus, meningkatkan produktivitas, dan mencapai tujuan akademik mereka. Teknologi yang merajalela sering menghadirkan distraksi yang berpotensi menghambat proses belajar.

    Browsing internet, media sosial, dan aplikasi hiburan lainnya dapat dengan mudah memakan waktu yang seharusnya dialokasikan untuk belajar. Karena itu, murid perlu belajar mengatur penggunaan perangkat digital dan menghindari godaan distraksi selama sesi belajar.

    Konsep time blocking dan Pomodoro Technique adalah contoh nyata bagaimana ahli manajemen waktu dan individu kreatif merespons tantangan pengelolaan waktu di era modern.

    Pomodoro Technique yang dikembangkan Francesco Cirillo adalah pendekatan yang sederhana tapi efektif untuk mengatasi tantangan konsentrasi dan pengelolaan waktu. 

    Menggunakan timer selama periode tertentu memungkinkan murid berfokus sepenuhnya pada tugas dan kemudian mengambil waktu istirahat singkat. Dalam menghadapi banjir informasi dan gangguan dari teknologi, mengelola waktu dengan bijak menjadi kunci dalam menjaga produktivitas dan efektivitas belajar.

    Penggunaan teknik seperti time blocking dan Pomodoro Technique membantu murid tetap berfokus dan mengoptimalkan penggunaan waktu mereka, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik.

    Kabar Trenggalek - Edukasi

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    Lodho Ayam Pak Yusuf