KBRT - Sabut kelapa yang digunakan sebagai media tanam dapat menyuburkan tanaman. Namun selain keunggulan yang dimiliki sabut kelapa sebagai media tanam ini, penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam juga mempunyai kelemahan tertentu.
Dilansir dari buku Sabut Kelapa Sebagai Media Tanam dan Filter pada Akuaponik karya Gina Purwanti,Triyanto, kelemahan sabut kelapa sebagai media tanam antara lain sebagai berikut:
Daftar Isi [Show]
Tidak Cocok dengan Akar Tanaman yang Tidak Tahan Basah
Media tanam yang terbuat dari sabut kelapa mampu menyerap air lebih banyak. Selain tingginya kadar air yang diserap, sabut kelapa juga mampu menahan air lebih lama dibanding media tanam yang lain.
Hal ini tentu akan merugikan akar tanaman pada jangka waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, jika ingin menggunakan media tanam, maka disarankan untuk memilih tanaman dengan akar yang lebih tahan terhadap air.
Jangan menggunakan sabut kelapa jika Anda ingin membudidayakan tanaman yang tidak cocok dengan kondisi basah, seperti kol dan brokoli. Atau jika memang diperlukan, Anda bisa mencampur sabut kelapa dengan media tanam yang lainnya.
Tidak Mengandung Nutrisi yang Cukup
Meskipun media tanam dari sabut kelapa mempunyai bentuk dan tekstur yang mirip dengan tanah, tapi bukan berarti kandungan kandungan nutrisinya juga menyerupai tanah. Sebagai media tanam, sabut kelapa bahkan bisa dikatakan tidak mempunyai kandungan nutrisi yang cukup yang bisa menutrisi tanaman. Hal ini membuat Anda perlu menambahkan larutan nutrisi dan suplemen tambahan agar pertumbuhan tanaman tetap terjamin.
Ada banyak cara untuk menambahkan nutrisi pada media tanam sabut kelapa ini. Misalnya dengan cara memberikan nutrisi tambahan berupa larutan pupuk NPK, KCL, atau gandasil. Bisa juga menggunakan jenis pupuk lainnya.
Namun, selain memiliki manfaat, jenis pupuk kimia memiliki berbagai kekurangan terutama kaitannya dengan persoalan lingkungan. Agar lebih aman, sebaiknya menggunakan penambah nutrisi yang alami. Misalnya dengan memberikan pupuk organik cair.
Pupuk organik cair bisa Anda dapatkan dengan mudah di pasaran karena cukup banyak toko pertanian yang menjualnya. Namun, Anda bisa juga membuatnya sendiri dengan proses yang cukup sederhana.
Mengandung Senyawa Tanin
Tanin merupakan senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan yang bereaksi dengan menggumpalkan senyawa organik, yang di antaranya adalah asam amino dan alkaloid. Saat dijadikan media tanam, sabut kelapa bisa mengandung senyawa tanin jika tidak melewati proses pembersihan yang maksimal. Senyawa tanin yang ada dalam sabut kelapa ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman, sehingga tentu budidaya akuaponik Anda akan mengalami kerugian, baik dari segi waktu maupun biaya.
Mengandung Natrium dan Klorin
Pohon kelapa umumnya tumbuh banyak di pinggiran pantai yang membuatnya dekat dengan air laut. Hal ini kemudian mempengaruhi konsentrasi natrium dan klorin dalam sabut kelapa. Sabut kelapa cenderung mengandung natrium dan klorin dalam kadar yang cukup tinggi.
Ini bukanlah hal sepele yang bisa dengan mudah diabaikan. Zat natrium dan klorin merupakan zat yang terbilang cukup berbahaya bagi tanaman, apalagi jika unsur ini bereaksi dengan air. Keberadaan kedua unsur ini tentu akan meracuni tanaman aquaponik.
Kabar Trenggalek - Edukasi
Editor:Zamz