Upacara Adat Longkangan Munjungan Trenggalek, Wujud Syukur Masyarakat atas Berkah Alam

upacara-adat-longkangan-munjungan-trenggalek-wujud-syukur-masyarakat-atas-berkah-alam

Upacara adat longkangan Munjungan Trenggalek 2024/Foto: Dok. FraZetyo Jaguar

Masyarakat pesisir Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, melangsungkan upacara adat longkangan pada Selasa (28/05/2024). Tradisi sedekah laut ini sebagai bentuk wujud syukur atas berkah alam.

Upacara adat longkangan Munjungan Trenggalek sudah dilakukan selama ratusan tahun dan tetap lestari hingga hari ini. Wujud rasa syukur dalam adat Longkangan ditandai dengan tumpeng agung yang dilarung ke tengah laut Selatan Jawa. Tradisi ini rutin digelar setiap tahun di Bulan Sela penanggalan Jawa.

Longkangan juga sebagai penghormatan kepada leluhur masyarakat yang telah berjasa. Konon, orang yang membuka kawasan Munjungan sebagai pemukiman adalah Rara Puthut. Rara Puthut dipercayai Ratu Pantai Selatan untuk menguasai kawasan Pantai Ngampiran, Blado, Sumbreng, dan Ngadipuro di Kecamatan Munjungan.

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin (Mas Ipin), yang hadir dalam upacara adat Longkangan 2024, mengatakan tradisi itu menjadi potensi yang meningkatkan daya tarik pariwisata. Hal ini perlu dibarengi kesadaran untuk menjaga lingkungan khususnya kebersihan di Pantai Blado.

“Tentu kita tidak mau acara yang sedemikan meriah ini ketika dikunjungi wisatawan namun pantainya kotor. Karena jika pantainya bersih, pengunjungnya nyaman maka suatu saat akan datang lagi dan tentu perekonomian masyarakat ikut berputar,” ujar Mas Ipin.

Mas Ipin menyampaikan, melalui acara yang menjadi wujud syukur masyarakat tersebut, diharapkan ke depan akan semakin dilimpahkan rezeki.

“Seperti ombak di laut yang tidak pernah terputus, begitu juga dengan rezeki bagi masyarakat Munjungan,” tandas Mas Ipin.

Exit mobile version