Musrena Keren, Bupati Trenggalek Serap Aspirasi Perempuan, Anak dan Disabilitas

murena-keren-bupati-trenggalek-serap-aspirasi-perempuan-anak-dan-disabilitas

Bupati Trenggalek saat menyerap aspirasi di Musrena Keren/Foto: Dokpim

Musyawarah Perempuan, Anak, Disabilitas, dan Kelompok Rentan (Musrena Keren) tahun 2024, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin langsung tanggapi curhatan dari kelompok rentan tersebut.

Musrena Keren berlangsung di Prigi 360, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, dengan view langsung menghadap dengan keindahan pantai dan jajaran gunung megah.

Dalam kesempatan itu, perwakilan perempuan salah satunya menyuarakan tentang ajakan bersama mendorong dan meningkatkan jumlah desa ramah perempuan dan peduli anak.

Intinya, mendorong perempuan untuk mendapatkan pelatihan kepemimpinan di desa dan di ormas perempuan, serta meningkatkan literasi hukum bagi perempuan.

Kemudian, permintaan meningkatkan pendidikan politik bagi perempuan baik pemahaman tentang hak asasi manusia, hak asasi perempuan dan hak asasi anak.

Serta menumbuhkan kepekaan kesadaran dan komitmen dalam menegakkan keadilan gender, advokasi kebijakan meningkatkan minat perempuan untuk berperan aktif dalam organisasi atau lembaga politik.

Sedangkan aspirasi perwakilan anak diantaranya permintaan sekolah gratis sampai jenjang sekolah menengah. Fasilitasi anak putus sekolah untuk bisa kembali ke sekolah.

Edukasi tentang pencegahan perkawinan anak, pelatihan kepada orang tua agar menjadi orang tua hebat. Edukasi tentang internet sehat, aman.

Kemudian meminta penertiban tempat-tempat yang berisiko menimbulkan seks bebas, miras dan mengganggu dan juga rumah pintar untuk mengembangkan kreativitas dan bermain yang ramah anak.

Perwakilan Disabilitas dalam Musrena Keren itu berterima kasih kepada Bupati Trenggalek karena sejumlah 667 orang penyandang disabilitas telah mendapatkan BPJS Ketenagakerjaan pada tahun 2024 ini.

Harapannya angka ini bisa diperluas lagi di tahun 2025 nanti. Permohonan lain BPJS Kesehatan untuk seluruh penyandang disabilitas di Kabupaten Trenggalek.

Kemudian edukasi pencegahan kekerasan kepada penyandang disabilitas, pendidikan kesetaraan melalui kejar paket a dengan Pamong guru SLB atau guru khusus pada lokasi yang terjangkau.

“Jadi langsung saja nggak perlu berpanjang lebar, merespon tadi aspirasi dari forum anak Kemudian dari perwakilan perempuan dan juga teman-teman disabilitas. PR yang paling besar di Dinas PMD, bagaimana mengaplikasi mendorong seluruh desa untuk desa ramah perempuan, anak dan disabilitas,” jawab Mas Bupati Ipin pasca mendengar aspirasi tersebut.

Mas Bupati juga meminta seluruh OPD punya data terpilah gender, dengan begitu pembangunan manusia yang berbasis gender benar benar berbasis data. Indeks pembangunan gender Kabupaten Trenggalek saat ini 93%, artinya masih ada 7%.

“Jadi kalau mau indeks pembangunan gender yang bagus itu nilainya 100 Kalau 100 bener-bener setara antara laki-laki dan perempuan,” lanjut Mas Ipin.

Selama 8 tahun bersama jajarannya, kepala daerah muda itu ingin bukan lagi cerita-cerita keluar dari mulut bupati atau kepala dinas, tapi cerita cerita itu keluar dari aksi-aksi yang dilakukan.

“Contoh sering kami setiap hari laporan dari kepala desa, telepon rata-rata mau berobat nggak punya biaya minta keringanan. Ada nggak aksi radikal yang bisa kita dorong yang nggak berbelit-belit. Okelah Gertak sudah tidak bagus, tapi boleh dong cita-cita lebih bagus gimana mulai dihitung rumah sakit kelas 3 Itu bisa nggak ngasih gratis,” tandasnya.

Exit mobile version