Selayang Pandang Drs. H Munib, MPd: Pendidikan Trenggalek sampai Politik Rahmatan Lil Alamin

munib-politisi-trenggalek

Drs. H Munib, M.Pd., politisi Trenggalek/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)

Profil Singkat

Drs. H Munib, M.Pd., seorang politisi yang mengukir jejak di bidang pendidikan Trenggalek, menawarkan inspirasi melalui pengalaman panjangnya. Lahir pada 12 Februari 1963 di Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, Munib tumbuh dalam lingkungan pondok pesantren Sumberagung yang kental dengan nilai-nilai agamis.

Ayah Munib merupakan guru agama. Oleh karena itu, ia memiliki cita-cita menjadi guru agama. Kemudian, dia berhasil mencapai cita-cita tersebut. Sebelumnya, ia tak pernah membayangkan bahwa dia akan menduduki jabatan-jabatan yang kini berhasil diraihnya.

Berbekal pengalaman organisasi, karir, serta dasar keagamaan selama ini, Munib memilih melanjutkan jalur perjuangannya lewat partai politik. Munib ingin membawa politik yang rahmatan lil alamin (kasih sayang bagi semesta alam).

Bagi Munib, politik untuk kebaikan bukan untuk permusuhan. Tujuan politik menurutnya untuk membangun negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur (negeri yang baik dan rabb yang maha pengampun).

Riwayat Pendidikan

Suasana lingkungan pondok pesantren Sumberagung Munjungan, Trenggalek saat Munib kecil/Foto: Dok. Munib

Munib memulai pendidikan di lingkungan pondok pesantren Sumberagung Munjungan, sebagai tempatnya menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah. Orang tuanya sangat disiplin untuk memberi bekal Agama sehingga saat malam Ia belajar di Madrasah Diniah.

Kegigihan dan semangatnya membawa Munib merantau ke Tulungagung untuk mengejar cita-cita menjadi guru agama. Munib menempuh pendidikan di Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Tulungagung, lulus pada tahun 1982.

Setelah lulus dari PGAN Tulungagung, Munib melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi. Ia meraih gelar Sarjana Muda Tarbiyah dari IAIN Sunan Ampel Tulungagung pada tahun 1986 dan gelar Sarjana Pendidikan dari STIT Muhammadiyah Tulungagung (kini STAIM Tulungagung) pada tahun 1992.

Perjalanan pendidikannya terus berkembang. Munib berhasil meraih gelar Magister (S2) dari Universitas PGRI Adibuana Surabaya pada tahun 2007.

Jejak Karir

Munib memulai karir sebagai guru agama Islam di SDN 2 Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, pada tahun 1986 hingga 2007. Lalu, pada tahun 2008 ia diangkat menjadi Kepala SDN 1 Gador Durenan.

Karir kepemimpinannya semakin terbentuk ketika ia dipercaya menjadi Kepala Unit Dinas Pendidikan (UDP) Kecamatan pada tahun 2009. Selanjutnya, Munib menjadi Kepala Bidang TK dan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek pada tahun 2011.

Pada tahun 2017, Munib menjabat sebagai Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek. Pada tahun 2019, ia mendapatkan amanah menjadi Sekretaris Kecamatan Gandusari. Munib kembali menjabat sebagai Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga dari tahun 2020 hingga 2021.

Prestasi saat Menjalani profesi

Drs. H Munib, M.Pd., politisi Trenggalek/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)

Perjalanan karir yang gemilang itu bukan tanpa sebab. Munib aktif dalam organisasi guru dan sering ditunjuk untuk mengikuti pelatihan dan perlombaan. Ia ditunjuk mewakili lomba guru Agama teladan dari kabupaten Trenggalek dan lolos sampai tingkat Provinsi.

Selain itu, Munib juga sering menjadi perwakilan untuk pembinaan guru agama di tingkat Nasional. Pernah mewakili Provinsi Jawa Timur untuk mengikuti pelatihan narasumber budi pekerti di tingkat Nasional.

Pengalaman Organisasi

Saat mahasiswa, Munib aktif di kepengurusan Senat Mahasiswa, Badan Perwakilan Mahasiswa, dan organisasi ekstra di PMIISetelah lulus, Ia aktif di berbagai organisasi sosial kemasyarakatan, keagamaan, serta pendidikan.

Di organisasi keagamaan, Munib menjadi pengurus MWC NU Gandusari sejak tahun 2000. Ia pernah menjadi pengurus Ma’arif Trenggalek. Saat ini Munib menjadi wakil ketua MWC NU Gandusari.

Munib merupakan salah satu orang yang menginisiasi lahirnya Lembaga Pendidikan Fajar Insani. Ada PAUD dan SD di bawah naungan LP Ma’arif NU. Ia juga aktif di dewan masjid indonesia sebagai wakil ketua.

1. Organisasi Pendidikan

Pengalaman organisasi pendidikan Munib berawal dari menjadi Ketua Ranting PGRI Ngadisuko tahun 2000 sampai 2005. Lalu, Ketua cabang PGRI Kecamatan Durenan tahun 2005 sampai 2010, Sekretaris PGRI Kabupaten Trenggalek tahun 2010 sampai 2015, serta Ketua PGRI Kabupaten Trenggalek tahun 2015 sampai 2025. 

Saat menjabat sebagai Ketua PGRI Kabupaten, Munib selalu memperjuangkan aspirasi para anggotanya. Lembaganya aktif berkomunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dan DPRD terkait dengan aspirasi para anggotanya.

Beberapa aspirasi yang Munib suarakan pada saat itu adalah meminta kenaikan honor para pegawai non PNS dan penambahan formasi ASN P3K. Tahun 2023 ini, ia memilih untuk mengundurkan diri karena mengikuti kontestasi calon legislatif. Keputusan mundur ia ambil untuk menyelamatkan marwah lembaga.

2. Organisasi Sosial Kemasyarakatan

Munib menjadi Wakil Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Trenggalek serta Bendahara Badan Musyawarah Perguruan Swasta. Menjadi ketua Jejaring Panca Mandala (kalau di Pusat BPIP) di bawah bakesbangpol.

Ketika pensiun, ia diajak masuk dalam kepengurusan KADIN Kabupaten Trenggalek. Sempat menjadi ketua komite SMAN 1 Trenggalek. Saat ini, Munib juga menjadi Mabincab PMII kabupaten Trenggalek, IKA-PMII, serra Bendahara ISNU.

Pandangan Politik

Karena hobinya membaca, sejak menjadi guru Munib berlangganan majalah dan surat kabar. Dari situ, banyak tulisan para narasumber yang berkompeten. Utamanya narasumber yang berkaitan dengan politik dan membuatnya tertarik untuk mengikuti dinamika politik.

Saat orde baru tidak memungkinkan bagi Munib untuk berpolitik karena statusnya sebagai PNS. Namun secara diam-diam, ia selalu membaca perkembangan perpolitikan di Indonesia.

Selama menjalani karirnya, Munib banyak melakukan pergerakan, khususnya dalam organisasi yang diikutinya. Setelah pensiun, ia memilih jalur perjuangannya lewat Partai politik PDI Perjuangan dan maju sebagai calon legislatif dapil Pogalan dan Durenan, Kabupaten Trenggalek. 

Dengan latar belakang karir dan dasar keagamaan yang ia miliki, Munib ingin membawa politik yang rahmatan lil alamin (kasih sayang bagi semesta alam), politik untuk kebaikan bukan untuk permusuhan. Tujuannya, membangun negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur (negeri yang baik dan rabb yang maha pengampun).

Gagasan Politik

1. Bidang pendidikan

Munib membawa gagasan untuk mengembalikan kontrak ASN P3K menjadi 5 tahun seperti saat tahun 2019 lalu. Gagasan tersebut bukan tanpa alasan. Bila kontrak dilakukan setiap 2 tahun, ASN P3K akan lebih sering terbebani administratif sehingga tidak efisien waktu.

2. Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan 

Munib melihat sudah banyak bantuan-bantuan dari pemerintah yang dapat diakses oleh masyarakat. Akan tetapi ada yang kurang yaitu pendampingan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga program yang ada bisa berkelanjutan. Maka dari itu penguatan SDM secara optimal menjadi konsentrasinya.

3. Bidang Kesehatan

Salah satu isu kesehatan yang menjadi gagasan Munib adalah isu stunting. Ia berpendapat, dengan hal-hal sederhana seperti melakukan komunikasi dengan warga di lingkungan tersebut, dapat membantu mengatasi masalah stunting.

Selain program dari pemerintah, gerakan sosial yang dilakukan oleh masyarakat selama ini seperti Jum’at berkah, sedekah, atau yang lainnya. Selain untuk program kesejahteraan masyarakat, sebagian dimasukkan untuk membantu keluarga yang memiliki anak stunting.

Exit mobile version