• Panggul
  • Munjungan
  • Pule
  • Dongko
  • Tugu
  • Karangan
  • Kampak
  • Watulimo
  • Bendungan
  • Gandusari
  • Pogalan
  • Durenan
  • Suruh
Sabtu, 3 Juni, 2023
Kabar Trenggalek
Tidak ada hasil..
Lihat seluruh hasil
  • News
    • Politik
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Nasional
    • Lingkungan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Sosial
    • Teknologi
    • Wisata
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
  • Mata Rakyat
  • Feature
  • Opini
  • Trenggalekpedia
  • Pemilu 2024Hot
Kabar Trenggalek
  • News
    • Politik
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Nasional
    • Lingkungan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Sosial
    • Teknologi
    • Wisata
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
  • Mata Rakyat
  • Feature
  • Opini
  • Trenggalekpedia
  • Pemilu 2024Hot
Tidak ada hasil..
Lihat seluruh hasil
Kabar Trenggalek
Tidak ada hasil..
Lihat seluruh hasil
Beranda News Sosial

Filosofi Ketupat dalam Perayaan Lebaran Idul Fitri 2023

Beni Kusuma Beni Kusuma
14:18 28 Apr 2023
Filosofi ketupat dalam perayaan lebaran/Foto: Canva

Filosofi ketupat dalam perayaan lebaran/Foto: Canva

Setelah menjalani ibadah puasa selama satu bulan ramadan, kemudian dilanjutkan perayaan kemenangan Hari Raya atau Lebaran atau Idul Fitri.

Dalam perayaan lebaran Idul Fitri tak ketinggalan tradisi makan-makan ketupat. Memang, ketupat identik dengan Lebaran Idul Fitri. Tapi kamu tahu tidak tentang filosofi ketupat dalam perayaan Lebaran Idul Fitri?

Adv Salon Azr Adv Salon Azr
IKLAN

Ketupat adalah salah satu makanan khas Lebaran Idul Fitri, khususnya di Indonesia. Tak ketinggalan opor ayam dan sayur atau jangan tewel beraroma daun salam tersaji dalam satu hidangan.

Ternyata, ketupat tidak hanya nasi yang dimasak dengan dibungkus daun kelapa muda. Melainkan ketupat ada makna dan filosofi yang mendalam, serta masih berkaitan dengan esensi lebaran.

Jadi tak hanya lezat dan memiliki rasa yang khas. Penyajiannya di hari raya lebaran juga ada maksud tertentu.

RekomendasiUntukmu

9 Tips Mengembalikan Semangat Bekerja Setelah Libur Lebaran 2023

Ngengkel Terbangkan Balon Udara di Langit Trenggalek, Polisi Sita 83 Balon

Filosofi Ketupat

Ketupat merupakan semacam wadah berbentuk kotak unik berbahan janur yang dianyam sedemikian rupa. Kemudian diisi dengan beras dan dimasak hingga matang.

Nantinya nasi yang dimasak memiliki tekstur kenyal dan aroma yang khas berasal dari janur.

Untuk membuatnya memang gampang-gampang susah, yang pasti perlu ketelatenan untuk menganyam janur.

Melansir dari laman Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, istilah Hari Raya Ketupat atau Kupatan pertama kali dibuat oleh seorang anggota dewan Walisongo, Raden Mas Said atau Sunan Kalijaga. Kupatan menjadi wujud hari raya untuk orang-orang yang melaksanakan puasa Syawal selama enam hari.

Seperti kebudayaan-kebudayaan Jawa Islam lain, kupatan memiliki nilai-nilai filosofis. Filosofi ketupat dalam perayaan Lebaran Idul Fitri yaitu “ngaku lepat”, atau dalam Bahasa Indonesia berarti “mengakui kesalahan”.

Seperti yang kita ketahui, Lebaran Idul Fitri memang identik dengan tradisi minta maaf dan saling memaafkan. Semua manusia pasti punya kesalahan dan sebaik-baiknya orang adalah mereka yang mau mengakui kesalahannya.

Kemudian janur yang menjadi bahan dasar ketupat. Janur menurut filosofis Jawa merupakan kepanjangan dari “sejatine nur” atau “sejatinya cahaya”.

Janur sebagai perlambang seluruh manusia berada dalam kondisi yang bersih dan suci setelah melaksanakan ibadah puasa.

Tak hanya itu, janur dalam kepercayaan masyarakat Jawa dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk tolak bala.

Tak ayal, janur sering digunakan sebagai hiasan saat momen-momen penting. Seperti Hari Raya Islam, tahun baru Hijriyah, acara pernikahan, dan lain-lain.

Selanjutnya, bentuk anyaman ketupat yang rumit memiliki arti bahwa hidup manusia itu juga penuh dengan liku-liku, dan pasti ada kesalahan di dalamnya.

Keempat sudut ketupat juga menggambarkan menggambarkan empat jenis nafsu dunia yaitu al amarah, yakni nafsu emosional; al lawwamah atau nafsu untuk memuaskan rasa lapar; supiah adalah nafsu untuk memiliki sesuatu yang indah; dan mutmainah, nafsu untuk memaksa diri.

Kemudian ketupat dimakan bersama-sama saat lebaran tiba. Dimakannya ketupat di satu sisi juga perlambang telah dikendalikannya hawa hawa nafsu saat lebaran.

Beras sebagai isian ketupat juga memiliki filosofi sebagai harapan agar kehidupannya dipenuhi dengan kemakmuran. Selain itu saat ketupat dibelah kita akan menjumpai warna putih dari nasi.

Warna putih ini mencerminkan permohonan maaf atas segala kesalahan dan harapan bisa seputih isi kupat tersebut.

Terakhir, dari cara memakan ketupat yaitu dengan sayur opor dan lain-lain. Biasanya sayur yang menemani ketupat berbahan dasar santen atau santan. Santen ini berarti “pangapunten” atau mohon maaf yaitu memohon maaf atas kesalahan.

Demikian filosofi ketupat dalam perayaan Lebaran Idul Fitri. Semoga bermanfaat dan momen lebaran kamu bersama keluarga bisa bahagia sepenuhnya.

Tags: Hari Raya Idul FitriIdul FitriKupatanLebaranLebaran Idul FitriLebaran Ketupat
dibagikan9SendTweet2dibagikanPin1

Berita Terkait

Upacara adat tradisi Sinongkelan di Desa Prambon, Trenggalek/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)

Menolak Punah Tradisi Sinongkelan, Tetap Lestari di Bumi Prambon Trenggalek

8:00 3 Jun 2023
Ziarah makam Mbah Dumbo di Puncak Gunung Kebo Trenggalek/Foto: Adib Tamami (Kabar Trenggalek)

Ziarah Makam Mbah Dumbo, Ribuan Apem Dumbo Hujani Gunung Kebo Trenggalek

7:00 3 Jun 2023
Baladewa

Memiliki Kesaktian Luar Biasa, Baladewa Disingkirkan dari Perang Bharatayudha

18:31 30 Mei 2023
Pembahasan tentang varian baru KrisMuha Kristen Muhammadiyah/Foto: @Abe_Mukti (Twitter)

Ada Varian Baru KrisMuha Kristen Muhammadiyah, Kok Bisa?

20:15 29 Mei 2023
Kongres Nasional Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) ke-17/Foto: Beni Kusuma (Kabar Trenggalek)

Kemeriahan Kongres Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia ke-17, Peserta Membeludak

11:03 25 Mei 2023
Jamaah Haji Trenggalek urus administrasi keberangkatan/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)

Berangkat 6 Juni, Puluhan Jamaah Haji Trenggalek Belum Lunasi BPIH

8:00 25 Mei 2023
Tinggalkan Komentar

Berita Populer

Harga Penginapan Pantai Midodaren Tulungagung: Manjakan Mata di Tepi Pantai

Beni Kusuma
10:54 2 Jun 2023
Keindahan Pantai Midodaren Tulungagung/Foto: Mampiro Tulungagung (Instagram)
Jawa Timur

Di balik hingar-bingar Kabupaten Tulungagung yang terkenal kota industri dan perdagangan, di baliknya menyimpan keindahan surga tersembunyi. Yakni Pantai Midodaren...

Baca selanjutnya

Berita Baru

Suasana upacara adat Labuh Laut Larung Sembonyo 2023/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)

Labuh Laut Larung Sembonyo 2023: Semarak Festival Pantai Prigi Trenggalek

13:57 3 Jun 2023
Indahnya pemandangan di Pantai Cemara Puger Jember Jawa Timur dikala senja/Foto: Luki Zidarsen (Instagram)

Keseruan Wisata Pantai Cemara Puger Jember, Naik Kuda dan Berkeliling dengan Perahu

9:00 3 Jun 2023
Upacara adat tradisi Sinongkelan di Desa Prambon, Trenggalek/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)

Menolak Punah Tradisi Sinongkelan, Tetap Lestari di Bumi Prambon Trenggalek

8:00 3 Jun 2023
Kabar Trenggalek

© 2023 Kabartrenggalek.com

Menu Penting

  • Redaksi Kabar Trenggalek
  • Tentang
  • Privacy Policy
  • Ketentuan Layanan
  • Hak Jawab
  • Media Siber
  • Kontak

Ikuti Kami

  • News
    • Politik
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Nasional
    • Lingkungan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Sosial
    • Teknologi
    • Wisata
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
  • Mata Rakyat
  • Feature
  • Opini
  • Trenggalekpedia
  • Pemilu 2024

© 2023 Kabartrenggalek.com