Modal Investasi 2022 di Trenggalek Melejit, Serapan Tenaga Kerja Ikut Naik

Tenaga kerja di Trenggalek

Tenaga kerja di Trenggalek/Foto: Kabar Trenggalek

Nilai investasi di Bumi Menak Sopal pada tahun 2022 terlihat menggeliat pasca pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) membuat lesu sektor ekonomi. 

Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Trenggalek, membeberkan bahwa serapan angka kerja naik seiring naiknya modal investasi 2022 di Trenggalek.

Dari data yang diterima Kabar Trenggalek, bahwa penyerapan angka kerja naik 47,4%. Dengan rincian tahun 2021 serapan tenaga 8.700 orang dengan total investasi penanaman modal Rp. 292 miliar. 

Sementara itu, pada tahun 2022 menyerap tenaga kerja 12.823 dengan total investasi penanaman modal Rp. 361 miliar. Dari nilai investasi penanaman modal sektor perdagangan masih melejit. 

Rincian serapan tenaga kerja dari 2021 sektor perdagangan 3.336 sementara tahun 2022 total 4.223. Sementara sektor pertanian di tahun 2021 di angka serapan kerja 2.356 kemudian pada tahun 2022 anjlok di angka 534. 

Kemudian serapan tenaga kerja sektor industri tahun 2021 mencapai 1.972 kemudian pada tahun 2022 turun di angka 1.704. Industri kesehatan pada tahun 2021, 874 dan perkembangan serapan tenaga kerja tahun 2022 nihil. 

Lanjut dari data DPMPTSP Trenggalek untuk data serapan tenaga kerja sektor investasi pariwisata pada tahun 2021 mencapai 761 kemudian turun di tahun 2022 mencapai angka 383. 

Kemudian sektor investasi lainnya menyerap tenaga kerja 2.260 pada tahun 2021 kemudian di tahun 2022 turun di angka 1.856. 

Edi Santoso, Pelaksana tugas (Plt) Dinas tersebut menegaskan setiap penambahan modal investasi di bumi menak sopal pasti akan berimplikasi pada penyerapan tenaga kerja. 

“Secara teori penambahan modal investasi pasti akan menumbuhkan tenaga kerja. Contohnya modal 100 juta dalam teori usaha akan menambah 1 pekerja inti dan tenaga kerja pendukung,” ucap Edi saat dikonfirmasi. 

Dirinya memaparkan, memaparkan pada tahun 2022 investasi sektor perdagangan berada di puncak tertinggi dengan total nilai investasi sebesar Rp. 141 miliar. 

Kemudian, nilai investasi di sektor industri mencapai Rp. 71 miliar. Peringkat ketiga disusul pertanian di angka Rp. 50 miliar.

Berikutnya, peringkat empat ada Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yang lebih spesifik ke pom mini menggaet investasi Rp. 24 miliar.

Selanjutnya, perputaran investasi di sektor kesehatan, obat dan makanan mencapai Rp. 13 miliar, dan investasi lainnya mencapai Rp. 62 miliar.

“Jadi penambahan modal investasi sangat mendukung serapan tenaga kerja yang ada di Trenggalek,” tandasnya. 

Namun, berbalik arah dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mana pengangguran di Trenggalek naik. Hal ini menunjukkan penambahan modal investasi belum bisa mengentaskan pengangguran. 

Mochamad Nur Arifin, Bupati Trenggalek, mengungkapkan laju pertumbuhan IPM tertinggi se-Jawa Timur, pengangguran naik 7.541 orang. 

“Data menarik di sisi ekonomi, ketika kesenjangan semakin menurun [kue ekonomi semakin merata], ditunjukkan dengan Indeks Gini Ratio turun dari 0,379 [2020] – 0,335 [2021] – 0,331 [2022], akan tetapi pengangguran naik menjadi 7.541 orang,” detail suami Novita Hardini Mochamad itu.

Naiknya angka pengangguran itu menurut Mas Ipin dari hasil koordinasi Badan Pusat Statistik (BPS) ada tiga penyebab. Pertama, mereka yang sedang mencari kerja, kedua sudah diterima tapi belum mulai bekerja dan terakhir tengah mempersiapkan usaha baru.

“Pada poin terakhir didukung oleh data bahwa sejak tahun 2019 hingga 2022 terjadi pergeseran struktur pekerja, dimana pekerja informal naik dari 73,36% menjadi 77,10%,” tangkasnya.

Exit mobile version