Jalan Ambles dan Rumah Warga Rusak Parah Akibat Tanah Gerak di Desa Prambon Trenggalek

Tanah gerak di Dusun Mloko Desa Prambon Trenggalek

Tanah gerak di Dusun Mloko, Desa Prambon, Trenggalek/Foto: Kabar Trenggalek

Kabar Trenggalek Berbagai peristiwa bencana terus melanda Kabupaten Trenggalek. Salah satunya tanah gerak di Kecamatan Tugu, pada Selasa (18/10/2022).

Informasi itu disampaikan oleh Sumani, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Trenggalek. Sumani mengatakan, tanah gerak itu terjadi akibat hujan deras pada Senin (17/10/2022), pukul 17.00 WIB. Kemudian, hujan semakin deras mulai pukul 22.00 WIB sampai Selasa (18/10/2022) pagi.

Tanah gerak itu terjadi di Dusun Mloko, Desa Prambon, Kecamatan Tugu. Akibat dari tanah gerak itu, jalan di Dusun Mloko terputus karena retak dan amblas. Sumani menyampaikan, selain jalan terputus, tanah gerak mengakibatkan rumah warga miring hingga rusak parah.

“Di RT 58 RW 12, dan RT 52 RW 11, rumah roboh. Dan sebagian RT 57 RW 12, banyak rumah yang sudah miring,” terang Sumani kepada Kabar Trenggalek.

Dalam video yang diterima Kabar Trenggalek, rumah milik Boyono mengalami kerusakan parah berupa retakan besar di tembok depan maupun dalam rumah. Selain itu, lantai keramik di depan dan dalam rumah juga mengalami retakan.

Berbagai warga sekitar turut bergotong-royong untuk membantu dan mengevakuasi pemilik rumah. Menurut keterangan Sumani, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa bencana tanah longsor tersebut.

“Alhamdulillah, pemilik rumah sudah pada evakuasi ke saudara. Ada juga yang evakuasi ke tetangga,” terang Sumani.

Dalam menghadapi potensi peningkatan cuaca ekstrem ini, BMKG merekomendasikan beberapa antisipasi dan mitigasi yang perlu dilakukan baik oleh stakeholder maupun masyarakat, antara lain:

  1. Pemerintah daerah wilayah terdampak dapat segera melakukan antisipasi dan mitigasi di area yang rentan terjadi bencana seperti banjir, banjir bandang, genangan tinggi, longsor, dan lain sebagainya.
  2. Penataan kondisi lingkungan seperti merapihkan pohon yang tinggi yang dapat membahayakan jika terjadi hujan lebat disertai angin kencang.
  3. Menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
  4. Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi.

INFO UPDATE BENCANA TRENGGALEK:

Exit mobile version