Kampus Mengajar, Kolaborasi Bersama Cegah Napza di Penjuru Trenggalek

kampus-mengajar-kolaborasi-bersama-cegah-napza-di-penjuru-trenggalek

Sosialisasi pencegahan napza oleh Kampus Mengajar kolaborasi dengan BNNK Trenggalek/Foto: Kampus Mengajar for Kabar Trenggalek

Mahasiswa Kampus Mengajar berkolaborasi dengan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Trenggalek, memberikan sosialisasi stop narkoba di beberapa sekolah dasar, Kamis (13/06/2024).

Wildan Bisri Mustofa, Ketua Panitia Kampus Mengajar, mengatakan program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pendidikan Tinggi (Dikti), ini bertujuan agar mahasiswa bisa terjun langsung dalam proses merdeka belajar.

“Enggak hanya mengajar, tapi juga diberikan tugas untuk melaksanakan program kerja, demi kemajuan sekolah yang ditempati,” ucap mahasiswa yang akrab disapa Wildan itu.

Kampus Mengajar itu beranggotakan tiga mahasiswa dari dua universitas, yakni Universitas Negeri Malang dan STKIP PGRI Trenggalek. Mereka menjalankan program dari Kemendikbudristek.

Kampus mengajar berdurasi selama 4 bulan, dalam kesempatan ini, menyasar SDN 2 Sumberejo, Durenan, Trenggalek. Berkolaborasi dengan BNNK Trenggalek memberikan pemahaman bahaya narkotika sejak dini. Menyasar siswa siswi SDN 2 Sumberejo, kurang lebih berjumlah 70 siswa.

“Awal penugasan, kami observasi lingkungan sekolah, dapat info kalau daerah tersebut tak jarang yang minum minuman keras. Bahkan dulu sempat ada siswa SD yang sudah minum minuman keras,” ucap Wildan.

Ia dan tim kampus mengajar berinisiatif untuk bekerjasama dengan BNNK Trenggalek, agar siswa-siswi mendapat pemahaman sejak dini. Mulai dari bahaya merokok, miras, dan bahaya narkoba.

Tri Astutik, Kepala SDN 2 Sumberejo, mengatakan bahwa sosialisasi bahaya napza ini penting untuk pemahaman dan pencegahan pada anak usia sekolah dasar.

“Baik karena anak memahami bahaya penggunaan napza dan menghindari pergaulan yang menjerumuskan,” kata perempuan 44 tahun itu.

Tri merasa bahwa pemahaman dan pencegahan harus dimulai sedini mungkin, karena berdampak pada pola hidup anak.

“Semoga anak-anak semakin memahami pola hidup bersih dan sehat, serta cara mencegah penggunaan napza,” tukas Tri Astutik.

Exit mobile version