Prestasi olahraga di Trenggalek cabang panjat tebing tampak bergeliat. Karena saat ini mulai mengumpulkan trophy penghargaan. Hal itu dilakukan oleh dua atlet panjat tebing.
Dua atlet tersebut adalah Ayuna Rizky Permatasari (12) Warga Karangsoko, dan Rania Zahratul Humaira (15). Di usia belia ia mampu unjuk keberanian dengan panjat tebing.
Keduanya bergabung dalam Club Rock and Alpine Climbing club Trenggalek. Atlet panjang tebing tersebut menorehkan juara pasca mengikuti adu kecepatan panjat tebing di Ponorogo.
“Lomba panjat tebing di Ponorogo menghadirkan atmosfer yang meriah dan penuh semangat. Para pemanjat dari berbagai daerah di Karesidenan Madiun-Kediri berkumpul untuk menguji kemampuan dan menjalin persahabatan,” terang Ayuna.
Bagi para pemanjat, momen ini menjadi kesempatan emas untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka dan bersaing secara sehat. Mereka saling memotivasi dan mendorong satu sama lain untuk mencapai puncak tebing.
“Semangat pantang menyerah dan kegigihan menjadi kunci utama dalam meraih kemenangan,” tegasnya usai mendapat juara 2 speed umur 13 PWCC.
Dirinya mengaku suka dalam olahraga panjat tebing semenjak adanya lomba panjat tebing di stadion pada tahun 2023. Untuk mendapatkan juara ia harus latihan di trenggalek maupun luar trenggalek.
“Saya harap panjat tebing semakin maju dan berkembang dimasa depan,” tandasnya.
Sementara itu Rania Zahratul Humaira (15) juara 2 tingkat se-karesidenan Kediri dan Madiun menyentil tentang fasilitas panjat tebing yang ada di Trenggalek.
“Tinggi wall nya belum standar dan untuk fasilitas latihan fisik belum ada, seperti hangboard dan harus lari ke luar kota,” paparnya.
Katanya olahraga panjat tebing itu memiliki semangat dan effort yg tinggi. Olahraga panjat tebing ini mampu meningkatkan rasa percaya diri. Kekuatan dan pikiran fokus.
“Harapannya tentu saja semoga olahraga panjat tebing di Trenggalek semakin maju dan melahirkan atlet² berprestasi yang kompetitif,” tandasnya.