Dampak Stockpile Tambang Galian C di Trenggalek, Warga Tamanan: Potensi Perparah Banjir

dampak-stockpile-tambang-galian-c-di-trenggalek-warga-tamanan-potensi-perparah-banjir

Aktivitas stockpile tambang galian c di Trenggalek yang meresahkan warga Tamanan/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)

Aktivitas stockpile tambang galian c di Trenggalek membuat warga Kelurahan Tamanan resah. Dampak utama yang diresahkan warga yaitu debu yang beterbangan di sekitar pemukiman. Selain itu, warga khawatir dengan potensi stockpile yang memperparah banjir.

Wilayah yang terdampak dari aktivitas stockpile tambang galian c yaitu RT 12 dan RT 08, RW 03, Kelurahan Tamanan, Kabupaten Trenggalek. Keresahan itu disampaikan oleh Sumadi (65), warga RT 12.

“Dampak ke warga, debu bertaburan. Terus ada [potensi perparah] banjir itu. Kan tanahnya gersang,” ujar Sumadi, saat audiensi di Kantor Kelurahan Tamanan, Senin (06/05/2024).

Sumadi menegaskan, warga terdampak tidak menyetujui adanya aktivitas stockpile tambang galian c. Warga menuntut supaya pihak tambang bisa mengatasi persoalan lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan bongkar muat tanah.

“Masyarakat masih nuntut, tapi masih akan dilaksanakan [oleh pihak tambang]. Kalau dilaksanakan nanti-nanti, ya ada tuntutan lagi,” tegas Sumadi.

Sementara itu, Fajar Nuraini, warga RT 08 juga resah dengan aktivitas stockpile yang berpotensi memperparah banjir. Sebab, tanggul di sebelah lokasi stockpile sudah ambrol.

“Tanggul di sebelah [stockpile] itu kan sudah ambrol. Kalau itu ambrol, [tanah tambang] menutupi sungai, otomatis aliran sungai terhambat, meluber,” kata Fajar.

Fajar mengatakan, awalnya pihak tambang hanya membangun gudang saja di wilayah RT 08. Setelah gudang itu jadi, warga baru mengetahui gudang itu digunakan untuk bongkar muat tanah dari tambang.

“Waktu itu saya mendengar gudang itu untuk truk saja. Kalau untuk bongkar muat tanah itu gak ada. Setelah beroperasi, saya sudah menegur [pihak tambang], sudah ada konfirmasi dari masyarakat? Belum ada. Dari pihak pengusaha sangat tidak mengethui di masyarakat yang terdampak,” kata Fajar.

Warga Tamanan juga mempertanyakan perizinan pihak tambang. Fajar sempat menanyakan izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Akan tetapi, ia belum mendapatkan jawaban jelas dari pihak tambang.

“AMDAL belum terjawab. Kalau masalah AMDAL itu kan pastinya izinnya ke lingkungan [masyarakat]. Lingkungannya kan belum setuju,” tegas Fajar.

Warga Tamanan berharap, ke depannya pihak tambang bisa menangani persoalan dampak debu. Jika pihak tambang tidak segera menangani, warga akan menuntut lagi dengan demonstrasi.

“Kalau tetep ada [dampak debu] ke masyarakat, ya kami pastinya menuntut lagi. Kalau tetep ngengkel, ya kami jalan terakhir demo,” tandas Fajar.

Exit mobile version