Alami Gejala Dimensia, Jemaah Haji Indonesia Lupa Nama dan Keluarga

alami-gejala-dimensia-jemaah-haji-indonesia-lupa-nama-dan-keluarga

Jemaah haji Indonesia/Foto: Dok. Kemenag RI

Sejumlah jemaah haji Indonesia ditengarai mengalami gejala dimensia. Saat ditemukan petugas haji, beberapa jemaah itu lupa nama dan keluarga, hingga arah jalan pulang. Hal ini dikonfirmasi dengan temuan Tim Media Center Haji (MCH) yang sering menjumpai dan mengantarkan jemaah haji lansia dan disinyalir menderita gejala dimensia.

Perlu diketahui, demensia adalah kondisi penurunan kemampuan berpikir dan ingatan seseorang yang umumnya terjadi pada lansia (usia 65 tahun ke atas). Kondisi ini dimungkinkan terjadi mengingat jemaah lansia pada musim haji 2024 mencapai sekitar 45 ribu.

Kepala Seksi Layanan Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH, dokter Leksmana Arry Chandra mengatakan, ada jemaah lansia yang mengalami kelupaan saat sedang menunaikan ibadah haji. Seperti lupa nama, keluarga, atau merasa dirinya masih berada di kampung halaman.

“Gangguan ini secara umum dipicu oleh dua hal, baik karena faktor sosial atau psikososial maupun faktor pribadi atau psikologis. Selain itu juga dipicu oleh faktor biologis,” ujar dokter Leksmana dilansir dari laman Kemenag RI.

Menurut dokter Leksmana, gangguan jiwa dimensia ini juga biasanya dipicu faktor genetik. Mereka sudah memiliki potensi gangguan kejiwaan, kemudian kambuh lagi setibanya di Arab Saudi. Demensia biasanya diikuti dengan gangguan cara berpikir, seperti disorientasi tempat, disorientasi waktu, dan disorientasi orang-orang di sekitarnya.

Kata dokter Leksmana, gejala yang bisa terlihat di awal biasanya seperti mudah lupa, terutama untuk kejadian-kejadian yang baru saja dialami. Kemudian, sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, termasuk sulit mengingat waktu dan tempat, terutama setelah mereka berpindah dari kampungnya.

“Jemaah yang mengalami demensia perlu diberikan stimulasi kognitif. Misalnya dengan mengajak pasien ngobrol dan bersosialisasi, atau melakukan pendampingan terhadap pasien untuk mencegah terjadinya demensia,” ujar dokter yang sehari-hari bertugas di Daerah Kerja (Daerah Kerja) Madinah itu.

Setelah pasien pulih, tetap perlu pendampingan. Sebab, demensia sewaktu-waktu bisa muncul terutama disebabkan kelelahan dan dehidrasi. Bagi jemaah lansia sangat disarankan untuk beristirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri beraktivitas di luar kegiatan ibadah haji. Hal itu dapat memicu kelelahan ataupun terjadi dehidrasi akibat paparan cuaca panas di Arab Saudi.

“Jemaah Lansia memang masih bisa kita cegah terjadinya demensia. Artinya, perlu mewaspadai gejala dimensia. Jangan sampai menimbulkan gejala disorientasi. Salah satu pencegahannya adalah dengan stimulasi kognitif. Caranya bisa dengan mengajak jemaah haji itu bercerita,” ucap dokter Leksmana.

“Para pendamping jemaah diimbau untuk selalu mengajak mereka bersosialisasi, berdoa, zikir bersama, kemudian hindari yang bisa menyebabkan jemaah lansia menjadi lelah,” tandasnya.

Exit mobile version