Stop Tanya Kapan Nikah Kalau Tidak Ingin Dibalas: Kapan Cerai?

stop-tanya-kapan-nikah-kalau-tidak-ingin-dibalas-kapan-cerai

Podcast Mari Ngobrol Bareng (Mangobar) episode 6/Foto: Dok. Kabar Trenggalek (YouTube)

Saat Podcast Mari Ngobrol Bareng (Mangobar) episode 6 di YouTube Kabar Trenggalek, Trigus Dodik Susilo nyeletuk candaan pertanyaan ke saya “kapan nikah, yu?” Lalu, saya menjawab:

“Sebenarnya pertanyaan kapan nikah itu adalah pertanyaan yang sangat keliru. Karena gini guys, kalau kalian baca data itu dari tahun ke tahun itu angka orang nikah sama angka orang cerai itu banyak orang cerai. Jadi, lebih wajar itu nanya yang udah nikah itu ‘kapan cerai?’”

Pertanyaan “kapan nikah?” juga bisa dijawab dengan serius dan santai. Tergantung dari situasi dan kondisi lawan bicara. Sudah paham dari judul tulisan ini kan. “Stop Tanya Kapan Nikah Kalau Tidak Ingin Dibalas: Kapan Cerai?”

Bagi kalian orang-orang yang sudah menikah, dimohon untuk tidak sembarangan menanyakan “kapan nikah” ke orang lain, terutama kepada para jomblo yang belum jelas siapa calon pasangan hidupnya. Karena, bisa saja si jomblo itu akan balas tanya “kapan cerai?”

Apakah bagi kalian pertanyaan “kapan cerai” ini terdengar tidak wajar? Kalau tidak wajar, lantas apa dasar kalian untuk mewajarkan pertanyaan “kapan nikah?”

Faktanya, angka perceraian terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik Indonesia 2023, angka perceraian pada tahun 2022 mencapai 516.334 kasus, tercatat sebagai jumlah kasus perceraian tertinggi selama 6 tahun terakhir.

Jumlah perceraian tahun 2022 itu meningkat 15,31% dibandingkan tahun 2021 yaitu 447.743 kasus. Mayoritas kasus perceraian tahun 2022 didominasi oleh generasi milenial. Kalau dihitung kasar, setiap hari ada sekitar 1400 pasangan bercerai.

Pada 2023, angka perceraian hanya turun 10,2% dibandingkan 2022. Statistik Indonesia melaporkan, ada 463.654 kasus perceraian di tahun 2023. Sebelumnya, pada tahun 2021 dan 2022, jumlah kasus perceraian terus meningkat.

Sebaliknya, angka pernikahan tahun 2023 malah menurun. Gak percaya? Baca lagi laporan Statistik Indonesia. Ada 1,58 juta pernikahan di dalam negeri pada 2023. Jumlah ini turun 7,51% dibanding dengan pernikahan tahun 2022. Angka pernikahan 2023 di Indonesia menjadi rekor terendah selama satu dekade terakhir.

Sebelumnya, tahun 2022 ada 1,7 jumlah pernikahan. Jumlah ini menurun 2,1% dibandingkan tahun 2021 yaitu 1,74 juta pernikahan. Bahkan, angka pernikahan tahun 2022 ini tercatat paling rendah selama satu dekade atau 10 tahun terakhir.

Setelah menyelami lautan fakta tentang jumlah perceraian dan pernikahan, apakah kalian masih mempunyai dasar untuk mewajarkan pertanyaan “kapan nikah?”

Data angka perceraian meningkat dan angka pernikahan menurun. Bukankah lebih wajar dan mendasar kalau ada orang yang tanya “kapan cerai?”

Gak usah dijawab. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mewajarkan pertanyaan “kapan nikah” atau “kapan cerai”. Tulisan ini hanya sebagai respons terhadap pertanyaan “kapan nikah” yang sering diucapkan.

Sadarilah, setiap orang memiliki kondisinya masing-masing yang membuat dia jomblo, menikah, maupun cerai. Jadi, ndak usah dibanding-bandingke.

Tanpa mengetahui kondisi pikiran dan perasaan lawan bicara, memang pertanyaan “kapan nikah?” ini lebih baik tidak ditanyakan. Sebab, kita tidak tahu apakah lawan bicara kita nyaman dengan pertanyaan seperti itu atau tidak.

Beda cerita kalau kita sudah benar-benar mengenal lawan bicara. Kalau kita tanya “kapan nikah?” sebagai bentuk candaan, sekedar mencari topik atau sebagai upaya mengusir kegabutan, kita bisa menanyakannya.

Pertanyaan “kapan nikah?” kembali saya dapatkan ketika beberapa kali silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri 1445 H/2024. Tentunya, pertanyaan itu tidak saya jawab dengan serius atau by data. Kalau ditanya “kapan nikah?” cukup dibecandain aja dengan jawaban “ya, kalau undangannya sudah dicetak”.

Exit mobile version