Produksi Perikanan Tangkap Jawa Timur 2023 Capai 590.685 Ton, Tertinggi se-Indonesia

produksi-perikanan-tangkap-jawa-timur-2023-capai-590-685-ton

Upacara adat Sedekah Laut di Pantai Konang, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek/Wahyu AO (Kabar Trenggalek)

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, produksi perikanan tangkap Jawa Timur 2023 mencapai 590.685,8 ton. Angka itu tercatat sebagai jumlah tertinggi se-Indonesia.

Khofifah optimis upaya peningkatan kemandirian pangan bisa tercapai lagi di 2024. Mengingat, peningkatan kemandirian pangan merupakan salah satu program prioritas pembangunan Jawa Timur yang diiringi dengan peningkatan pengelolaan sumber daya energi.

“Produksi perikanan tangkap di Jawa Timur tertinggi secara nasional melebihi wilayah-wilayah di Timur Indonesia seperti Maluku dengan capaian 587.988 ton, Sulawesi Tengah 568.393,4 ton,” ujar Khofifah dilansir dari laman Kominfo Jatim.

Komoditas unggulan perikanan tangkap di Jawa Timur ada dua. Pertama, tongkol dengan hasil produksi mencapai 65.532,3 ton. Kedua, lemuru dengan hasil produksi mencapai 79.952,3 ton.

Kemudian, ada tiga jenis komoditas unggulan perikanan budidaya di Jawa Timur yang mencapai hasil produksi paling tinggi. Pertama, rumput laut dengan capaian produksi sebesar 733.368,1 ton. Kedua, bandeng dengan capaian produksi sebesar 162.788,1 ton. Ketiga, lele dengan capaian produksi sebesar 157.770,7 ton.

Produksi perikanan tangkap dan budidaya digunakan untuk memenuhi kebutuhan di dalam provinsi. Selain itu, produksi perikanan tangkap dan budidaya berhasil menembus pasar luar negeri.

Hasil ekspor perikanan per provinsi periode Januari hingga Desember 2023, Jawa Timur menduduki peringkat 1 dengan capaian sebesar 362.294 ton. Lalu, disusul DKI Jakarta sebesar 207.703 ton, Sulawesi Selatan 163.505 ton, Jawa Barat 78.342 ton, dan Sumatera Utara sebesar 73.077 ton.

Atas pencapaian itu, Khofifah mengapresiasi seluruh pihak yang telah berperan aktif sehingga produksi perikanan Jawa Timur terus mengalami kemajuan dan peningkatan. Tak terkecuali para nelayan dan petani tambak serta Kelompok Tani Nelayan Andalan yang menjadi garda terdepan penguatan komoditas pangan sektor perikanan.

“Nelayan tidak hanya memberi kontribusi terhadap PDRB dan PDB. Bagaimana nelayan membangun kekuatan untuk bisa menyiapkan logistik dan terutama ketahanan pangan. Namun yang tadi saya sampaikan bahwa nelayan telah melakukan ikhtiar untuk memainkan fungsi sebagai pemersatu Negeri Bahari, Negara Kesatuan Republik Indonesia,” terangnya.

Khofifah mengatakan, sektor kelautan dan perikanan juga menjadi faktor penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Berbagai produk ikan yang dihasilkan menjadi asupan pangan utama guna menyiapkan generasi unggul 2045.

“Terima kasih kepada semua pihak yang berperan aktif sehingga produksi perikanan di Jawa Timur terus mengalami peningkatan. Saya berharap capaian produksi perikanan ini bisa berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Khususnya masyarakat pesisir dan petani tambak di Jawa Timur,” katanya.

Khofifah juga mengajak masyarakat untuk gemar makan ikan. Hal ini senada dengan semangat kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) sejak beberapa tahun belakangan. Gemarikan menjadi salah satu program nasional sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

“Insya Allah program prioritas peningkatan kemandirian pangan yang dicanangkan bisa terealisasi ,” ujarnya.

Perlu diketahui, peningkatan kemandirian pangan dan pengelolaan sumber daya energi menjadi salah satu dari tujuh program prioritas dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur di tahun 2023.

Selain itu, program prioritas lainnya antara lain pemulihan ekonomi kerakyatan melalui peningkatan nilai tambah sektor sekunder dan pariwisata; penguatan konektivitas antar wilayah dalam upaya pemerataan hasil pembangunan serta peningkatan layanan infrastruktur.

Kemudian, program peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, produktivitas dan daya saing ketenagakerjaan serta pengentasan kemiskinan; peningkatan kepedulian sosial dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal; peningkatan ketahanan bencana dan kualitas lingkungan hidup; dan peningkatan ketentraman, ketertiban umum dan peningkatan kualitas pelayanan publik bagi masyarakat di Jawa Timur.

“Semoga kita semua bisa terus membangun semangat untuk terus tumbuh dan melaju. Serta semoga kesejahteraan nelayan, petambak, dan pembudidaya bisa terus meningkat,” tandas Khofifah.

Exit mobile version