Merespons rencana tambang emas oleh PT SMN di Trenggalek, Cak Nun menjelaskan penolakan Bupati Trenggalek memiliki dasar untuk mencari rahmat dari Allah.
“Semua yang kelihatan rizki belum tentu rizki untuk Trenggalek, semua yang kelihatan sulit belum tentu kesulitan bagi Trenggalek. Mungkin kemudahan untuk tahap berikutnya,” ucap Cak Nun.
Cak Nun mengatakan, manusia yang banyak melakukan tipu daya (bancana) hanya akan melahirkan bencana alam. Seperti persoalan tambang emas di Trenggalek, Cak Nun meminta warga untuk waspada terhadap tipu daya pemerintah pusat kepada Trenggalek.
“Mengkhalifah itu artinya kamu merawat, kamu mengambil rahmat Allah dari situ, jangan sampai menjadi bencana, jangan sampai menjadi alat pertengkaran, cemburu-cemburuan dan seterusnya. Pokoknya setiap kekayaan Trenggalek itu menjadi rahmat, hidayah, dan barokah bagi seluruh rakyat Trenggalek, dan itu yang sedang diperjuangkan Pak Bupati,” ungkap Cak Nun.
Menurut Cak Nun, tambang emas yang ditolak warga bersama Bupati Trenggalek itu berupa kekayaan benda. Sedangkan banyak kekayaan lain seperti kekayaan ilmu, iman, dan akhlak.
“Kamu milih mana, kamu kaya secara materi tapi tidak berakhlak, tidak berilmu, dan tidak berakidah? Kalau kamu beriman, tidak mungkin kamu miskin. Karena Allah itu, ada makhluk tidak melakukan apa-apa, dijamin hidupnya. Jadi gak bakal kamu menderita, atau mati karena kelaparan jasmani,” kata Cak Nun.
Cak Nun juga mengapresiasi keberanian Bupati Trenggalek dalam menolak tambang emas. Sebab, kebanyakan, tidak bupati-bupati di Indonesia tidak berani menolak tambang. Penolakan itu tidak gampang. Pasti akan dikritik atau dimaki-maki oleh banyak orang.
Menanggapi penuturan dari Cak Nun, Arifin berterima kasih dengan adanya acara Kenduri Cinta untuk refleksi tahun 2022. Arifin menyampaikan, refleksi itu terwujud dengan cara menolak tambang emas untuk menjaga alam Trenggalek demi generasi masa depan.
“Kalau ada yang mau menambang, aku tidak yakin ada manfaatnya. Dan aku hidup tidak untuk diriku sendiri, tapi di konstitusi aku harus menjamin bahwa melindungi segenap tumpah darah. Berarti pembangunan harus menyeluruh, tidak hanya generasi sekarang tapi juga generasi masa depan,” tandas Arifin.
Arifin menegaskan kalau ia tidak bisa menyetujui pihak tambang yang datang ke Trenggalek dengan membawa janji-janji kesejahteraan itu. Tapi, Arifin tidak memusuhi. Ia mendoakan semoga pihak tambang dapat rejeki di negaranya Australia, tidak usah utak-atik Trenggalek.
“Orang Trenggalek biar belajar bareng-bareng, usaha bareng-bareng, wujud syukur kita gak usah dikeruk. Kalau ditanam bisa tumbuh, laut dipancing juga bisa muncul ikannya, tidak usah dirusak. Ayo belajar bareng, bismillah, yakin Allah beri rizki,” tandasnya.