Kabar Trenggalek – Petani jagung Trenggalek tampaknya tak bisa menunjukkan senyum bahagia. Karena, dampak bencana banjir di Kota Alen-Alen menyebabkan lahan pertanian jagung seluas 512 hektare (Ha) puso (gagal panen).
Hal demikian diungkapkan Koordinator Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Trenggalek, Sumadi. Ia membenarkan, data lahan pertanian jagung yang masuk kategori gagal panen sudah bersifat final.
Menurut Sumadi, tanaman jagung sudah bisa diketahui puso atau tidak, jika pasca tergenang air selama tiga hari.
Tanaman jagung yang berumur muda, kata Sumadi, lebih rentan mati dibandingkan dengan yang sudah tua, kalau kena banjir. Jagung berumur tua, masih ada peluang untuk dipanen.
Baca: Petani Trenggalek Gigit Jari, Ratusan Hektare Tanaman Gagal Panen
Beda hal seperti dampak banjir di Kecamatan Pogalan. Di wilayah ini, pasca genangan air banyak pertanian jagung berumur muda mati atau gagal panen. Lokasinya pun berada sebelah timur jalan Ngampon – Bendo.
“Ya Pogalan termasuk parah, di tepi jalan tidur semuanya,” ucapnya.
Namun berdasarkan hasil monitoring, Sumadi menjelaskan bahwa kejadian banjir pada tanggal 18, berdampak hingga ke lima kecamatan.
Baca: Ekspektasi Jadi Rujukan Petani, Trenggalek Agro Park Semakin Suram
Lima kecamatan terdampak banjir di antaranya, Kecamatan Pogalan (9 desa), Gandusari (9 desa), Trenggalek (2 kelurahan, 3 desa), Durenan (2 desa), Karangan (10 desa).
“Total lahan yang terkena 827 Ha, gagal panen hektare,” jelasnya.
Sumadi mengaku sudah melaporkan pendataan pertanian jagung yang puso itu ke Pemprov Jatim. Namun, pihaknya belum bisa memastikan apakah Pemprov Jatim akan memberikan bantuan benih jagung atau tidak.
“Kita akan terus pantau,” ujarnya menutup panggilan telepon.
Tinggalkan Komentar