Kabar Trenggalek
Tidak ada hasil..
Lihat seluruh hasil
  • Beranda
  • News
  • Gaya Hidup
  • Mata Rakyat
  • Opini
  • Feature
  • Trenggalekpedia
  • Masuk
  • Daftar
Kabar Trenggalek
Kabar Trenggalek

Feature

Kisah Sukono, Petani Cabai Trenggalek yang Mampu Angkat Pendidikan Anaknya

Reporter: Raden Zamz
Editor: Wahyu AO
Jumat, 3 Juni 2022, 17:09:36
Sukono petani cabai Trenggalek sedang memanen cabai

Sukono petani cabai Trenggalek sedang memanen cabai/Foto: Kabar Trenggalek


Kabar Trenggalek – Rumah Sukono berhadapan dengan ladang cabai yang cukup luas. Ladang itu bagaikan harta yang berharga. Karena dia dan keluarga menggantungkan hidup dari penghasilan panen cabai saja.

Ladang cabai milik petani cabai Trenggalek itu sedang berbuah. Warnanya hijau yang sedikit kekuning-kuningan. Warna itu menunjukkan masa panen yang semakin dekat atau sekitar tiga hari ke depan.

Berada tepat di tengah ladang, Sukono memeriksa tiap inci tanaman cabai, apakah ada yang terindikasi penyakit atau tidak. Namun hal itu justru membuatnya sedikit kecewa, karena banyak buah cabai yang berpenyakit, sehingga tidak layak jual.

Hasil panen yang sedemikian rupa, kata Sukono, sudah-lah lumrah. Bukan kali ini saja, tapi hampir tiap masa panen, pasti ada buah atau tanaman yang rusak. Baginya, hasil tani musim ini tetap rezeki, dibandingkan gagal panen.

Pria kelahiran 1969 itu mulai menekuni tani cabai sejak 2015 lalu. Tapi, Sukono juga punya pekerjaan utama sebagai kaur umum di Pemerintahan Desa (Pemdes) Dawuhan, Kecamatan Trenggalek, sejak 2010.

Sukono tertarik menambah pekerjaan sebagai petani cabai, karena pekerjaan utamanya tak mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Tiap bulan pekerjaan itu cuma menghasilkan Rp 600 ribu.

Sementara, potensi ekonomi pertanian cabai cukup menggiurkan, meskipun beresiko tinggi. Oleh sebab, tanaman itu rentan terserang penyakit. Bapak empat anak itu sudah membuktikan, jika tanaman cabai bisa tetap tumbuh selama setahun penuh.

“Sejak 2015 sampai sekarang, saya terus menanam cabai [tidak mengenal musim],” ucapnya.

Sukono mengakui bahwa dirinya bukan orang yang punya pengetahuan ilmiah tentang tanaman padi. Melainkan hanya belajar dari pengalaman.

Menurutnya, bertani cabai hanya cukup dengan keuletan dan ketelatenan, oleh sebab cabai tipikal tanaman yang gampang terserang penyakit, sehingga memerlukan perawatan yang lebih ekstra.

Dan, rutinitas pengecekan kondisi tanaman tak lain untuk memberikan penanganan yang tepat, agar hasil panen menjadi lebih maksimal.

“Saya semprot pestisida, insektisida, dan itu memerlukan tenaga,” ucapnya.

Benar saja, ketelatenan Sukono merawat tanaman membuat hasil panen-nya cukup lumayan. Dia berhasil menyelamatkan 75 persen lahan yang bisa dipanen, sementara harga cabai sedang tinggi-tingginya mencapai Rp 70 ribu dari petani.

“Pada 2015 lalu, saya coba tanam padi, ternyata hasilnya bagus. Jadi, saya lanjutkan sampai sekarang,” ungkapnya.

Namun Sukono tidak pernah menghitung detail mengenai labanya. Dia cuma mengingat jika modal yang keluar sekitar Rp 3 juta, sementara penghasilannya berupa cukup untuk membiayai keperluan perguruan tinggi anak pertama, kedua, kemudian biaya sekolah ketiga dan empat.

“Tenaga tidak saya hitung, mulai masa tanam sampai panen itu berkat bantuan istri, dan anak-anak,” jelasnya.

Metode meminimalisasi cost tenaga pun berhasil meningkatkan margin. Dan, metode itu Sukono pakai sejak awal menanam cabai.

Semakin tahun, pria berkulit sawo itu semakin mencintai pertanian cabai. Kecintaan itu mendorongnya untuk membuat video-video berkonten cabai di YouTube. Akun YouTube Kang Sukono itu berhasil menarik sekitar seribu subscriber.

“Sampai kini masih terus aktif buat video. Respon dari netizen ternyata bagus. Dan, banyak juga yang termotivasi bertani cabai,” ujarnya.

Kini, akun YouTube menjadi project-nya ke depan. Kendati Sukono tidak mengejar dolar hijau, dia ingin lebih menginspirasi warganet menjadi petani sukses.

“Pernah ada dua orang telepon saya. Mereka berterima kasih dengan konten pertanian cabai, karena kini mereka sukses,” ungkapnya.

Tags: CabaiKisahPertanianPetani
dibagikan13TweetSenddibagikan

INFO PENTING TRENGGALEK.

bisa update langsung di Telegram.

Berita Lainnya

Raut wajah muhadi setiba di kampung halaman Trenggalek
Feature

Kisah Muhadi Asal Durenan Tinggalkan Rumah Selama 30 Tahun, Pamit Merantau Negeri Jiran

11:42 am 1 Juli

Kabar Trenggalek - Dua hari lalu adalah hari spesial bagi keluarga Muhadi. Sudah 30 tahun lamanya, kepala keluarga itu tidak...

Baca selanjutnya
River Tubing di Pandean, Desa Wisata di Trenggalek
Feature

Sosok Ririn, Ubah Sungai Tercemar Jadi Wisata di Trenggalek Hingga Pikat Sandiaga Uno

4:07 pm 29 Juni

Kabar Trenggalek - Kesuksesan Taman Watu Kandang sebagai desa wisata di Pandean, Kecamatan Dongko, tak lepas dari Ririn Setyo Widihastuti....

Baca selanjutnya
Jhe Mukti Aktivis Tolak Tambang Emas dengan gagasan ekonomi berkelanjutan
Trenggalekpedia

Kisah Jhe Mukti, Aktivis Tolak Tambang Emas dengan Gagasan Ekonomi Berkelanjutan

11:40 am 9 Juni

Kabar Trenggalek - Jhe Mukti, nama aslinya Mukti Satiti, adalah salah satu aktivis tolak tambang emas di Kabupaten Trenggalek, Provinsi...

Baca selanjutnya
Traktor pembajak sawah Alat Mesin Pertanian (Alsintan)
News

Jumlah Tak Banyak, Bantuan Mesin Pertanian di Trenggalek Tak Mampu Cukupi Poktan

9:00 am 9 Juni

Kabar Trenggalek - Bantuan alat mesin pertanian di Trenggalek yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja nasional (APBN) maupun anggaran...

Baca selanjutnya
Siti Fatimah, pedagang Pasar Basah Trenggalek
News

Meroket, Harga Cabai Rawit di Trenggalek Tembus Rp85.000/kg

1:00 pm 8 Juni

Kabar Trenggalek - Harga cabai rawit di Trenggalek pasca Idul Fitri 1433 H terus nanjak naik. Pasalnya, minggu lalu sudah...

Baca selanjutnya
Sukono sedang merawat cabainya yang terkena virus pethek
Ekonomi

Harga Cabai Tinggi, Petani Trenggalek Gigit Jari

8:00 pm 1 Juni

Kabar Trenggalek - Petani Trenggalek tidak tersenyum seutuhnya ketika harga cabai melambung mencapai Rp 60 ribu per kilogram (kg) di...

Baca selanjutnya

VIRAL HARI INI

  • River Tubing di Pandean, Desa Wisata di Trenggalek

    Sosok Ririn, Ubah Sungai Tercemar Jadi Wisata di Trenggalek Hingga Pikat Sandiaga Uno

    1 dibagikan
    dibagikan 1 Tweet 0
  • Menparekraf Kunjungi Trenggalek, Sandiaga Uno: Saya Terpesona Wisata Desa Pandean

    1 dibagikan
    dibagikan 1 Tweet 0
  • Keceriaan Novita Hardini Mainkan Lesung di Desa Wisata Pandean Trenggalek

    0 dibagikan
    dibagikan 0 Tweet 0
  • Tak Pernah Kalah di Ring Silat, Tapak Suci Trenggalek Sumbang Medali Emas Porprov Jatim

    0 dibagikan
    dibagikan 0 Tweet 0
  • Detik Detik Damkar Trenggalek Evakuasi Ular Phyton Masuk dalam Dashboard Motor

    0 dibagikan
    dibagikan 0 Tweet 0
Kabar Trenggalek

Media berita online yang memuat isu publik perihal Trenggalek dan sekitarnya.

Menu Penting

  • Tentang Kami
  • Hak Jawab
  • Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Beriklan
  • Kontak

Ikuti Kami

Tidak ada hasil..
Lihat seluruh hasil
  • News
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Nasional
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Peristiwa
    • Sosial
    • Teknologi
    • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Mata Rakyat
  • Feature
  • Opini
  • Trenggalekpedia
  • Masuk
  • Sign Up

Media berita online yang memuat isu publik perihal Trenggalek dan sekitarnya.

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Masuk menggunakan akun Anda

Lupa kata sandi Sign Up

Buat Akun BAru

Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist